Ia mengatakan, penandatanganan kontrak jual-beli listrik (power purchase agreement) disepakati untuk jangka waktu 30 tahun. Proyek ini akan mulai beroperasi pada 2012. Pembangkit Sarulla berkapasitas 330 megawatt. Awalnya, proyek ini tersendat karena Medco meminta harga listrik sekitar US$ 0,08 hingga US$ 0,09.
PLN menilai tawaran itu terlalu tinggi jika dibandingkan penawaran sebelumnya, sekitar US$ 0,045 ketika dipegang oleh PT Geo Dipa. Negosiasi harga tersebut telah berlangsung sejak 2004. Namun, perusahaan setrum pelat merah itu tidak berani mengambil keputusan karena tidak memiliki ketetapan hukum untuk mengubah kontrak.
Pemerintah baru memberikan persetujuan untuk menyelesaikan proses negosiasi itu pada tahun ini. "Setelah dicapai kesepakatan, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan akan melakukan verifikasi harganya," ujar Direktur Manajemen Resiko dan Bisnis PLN, Murtaqi Syamsuddin.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla akan memakan investasi sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 5,45 triliun. Proyek ini bakal dikerjakan oleh Medco bersama Ormat Technologies, perusahaan penyedia energi panas bumi asal Amerika Serikat; dan Itochu Corp, perusahaan dagang dari Jepang.
SORTA TOBING