TEMPO Interaktif, Drama hanya ada di pergelaran adibusana. Karenanya, jangan berharap ada kejutan dalam fashion show busana siap pakai (pret a porte). Itu mungkin kenapa Dian Adriani Jusuf tak menampilkan busana yang abnormal dalam peragaan Logic & Emotion di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu pekan lalu. Sebanyak 69 baju di bawah label ADRIANI untuk musim gugur-dingin 2010-2011 itu menggambarkan benar kesiappakaian.
Sebelumnya, orang lebih mengenal Adriani lewat merek LILOU, yang berciri etnik dan diluncurkan pada 2007. Adriani adalah perancang generasi baru yang muncul pada paruh kedua era 2000-an. Seperti halnya para perancang generasi baru, Adriani nekat membuat sejumlah busana siap pakai. Mereka mungkin melihat bahwa jalur couture--meski lebih menjanjikan dari segi bisnis--telah dipenuhi oleh para perancang senior. Selain itu, di masa depan, pertarungan yang lebih luas pasti ada di jalur siap pakai.
Berbeda dari LILOU yang berciri etnik, ADRIANI merupakan busana siap pakai yang berciri modern dan urban. Warna yang dipilih tidak semarak (satu-dua warna per potong baju), tak ada bahan bermotif, tapi punya potongan yang tegas. Tentu saja Anda tidak bisa berharap baju berat penuh payet. Meski demikian, dalam sekejap, kita tahu bahwa koleksi ini bukan busana sehari-hari. Ini adalah koleksi deluxe yang hanya bisa dikenakan pada acara tertentu.
Selain didapat dari pemilihan bahan, keistimewaan koleksi ini bisa terlihat dari teknik pola yang tidak biasa dan detail yang sempurna. Dengan ilmu desain dari L'Institut Superieur des Art Appliques, Paris, dan menjadi perancang untuk Felipe Oliveira Baptista, tidak sulit bagi Adriani untuk mengaplikasikan kedua hal itu.
Tentu saja tak ada gading yang tak retak. Ada sedikit kerutan yang tampak pada jahitan beberapa busana berbahan dasar satin, tapi mungkin itu bisa dimaklumi. Namun yang mungkin perlu dipertanyakan lebih jauh adalah pemilihan model yang berjalan di atas catwalk malam itu. Dalam katalog, busana-busana itu tampak sempurna saat membalut model seperti Julia Jamil, yang berbadan sempurna untuk ukuran model. Tapi di atas panggung, ada sejumlah busana yang terlihat terlalu ketat. Akibatnya, bagian belakang model terlihat terlalu menonjol.
Baca Juga:
Di luar itu semua, Adriani telah berhasil memberikan alternatif pada busana siap pakai di Indonesia. Bagaimanapun juga, semangat para desainer generasi baru untuk bertahan di jalur siap pakai perlu diacungi jempol. | Qaris Tajudin