TEMPO Interaktif, Bandung - Penjiplakan makalah yang dilakukan Doktor Mochammad Zuliansyah membuat malu Dekan dan mahasiswa Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB.
"ITB kan salah satu institut teknik terbaik di negeri ini," kata Adrianto, mahasiswa jurusan Teknik Elektro angkatan 2007, Jumat (16/4).
Menurut dia, kasus penjiplakan makalah itu sempat dibicarakan di dalam kelas hari ini oleh dosennya. Menurut dosen tersebut, pelaku konon sudah sering menyontek ketika kuliah S-2 di STEI ITB. "Waktu ujian pernah dilaporin, tapi dari STEI nggak kasih surat untuk dikeluarin," ujarnya.
Kasus memalukan itu dinilainya mencoreng jurusannya serta ITB. "Anak S-1 aja udah parah kalau mencontek, apalagi ini S-3," kata dia.
Dari data STEI ITB, Zuliansyah setelah lulus S-1 dari STT Telkom, melanjutkan S-2 dan S-3 di STEI ITB. Program magister untuk meraih gelar doktor itu dimulai 2003. Dia lulus agak lama, yaitu pada 2008. Disertasinya kini sedang ditinjau ulang ITB karena dicurigai juga sebagai hasil menjiplak.
Dekan STEI ITB Adang Suwandi Ahmad mengaku sangat kecewa. Selama memimpin STEI sejak 2006, ia kerap mendengungkan kejujuran di kalangan mahasiswa. Kasus penjiplakan itu dinilainya meruntuhkan budaya penelitian yang dibangunnya. "Hati saya hancur," katanya.
Dia berharap kasus ini tidak sampai mengganggu kerja sama dan hubungan kerja dengan sejumlah perguruan tinggi mancanegara. Ke depan, enam bulan sebelum jabatannya berakhir, ia menyatakan akan memperbaiki sistem, di antaranya memperketat penerimaan mahasiswa S-2 dan S-3, pemantauan proses bimbingan dosen dan proses pengujian.
ANWAR SISWADI