TEMPO Interaktif, Tangerang-Warga Cina Benteng yang mendiami bantaran Kali Cisadane di RT 04/04 Kampung Sewan Lebak Wangi memberlakukan ronda malam. Karena mereka takut jika Pemerintah Kota Tangerang sewaktu-waktu melakukan penggusuran pada malam hari. Bahkan mereka diterpa isu rumah-rumah mau dibakar
"Setiap malam bapak-bapak ronda, kami takut kalau pada malam-malam beko (mesin peneruk) masuk,"kata Ling-Ling, ditemui Tempo di rumah permanennya Senin, (26/4). Menurutnya, sejak rencana penggusuran yang gagal dilakukan dua pekan lalu, warga belum bisa bersikap tenang.
"Memang kita masih nunggu keputusan, hasil pertemuan di kecamatan kan ditunda. Kalau untuk kandang babi dan pabrik diberi waktu 14 hari, kalau mereka langgar berarti mereka ingkar," katanya yang mengaku membangun rumah peninggalan emaknya itu dengan uang tabungan senilai Rp 32 juta.
Kakak Ling-ling, Ny. Dede janda dua anak itu juga mengaku telah membeli lahan seluas 45 meter berikut bangunan permanen seharga Rp. 30 juta. "Saya ketipu dulu tahunya penggusuran nggak ada,"kata Dede.
Warga lain, Lina Tan alias Ana juga mengatakan meski rumahnya beratap anyaman daun kelapa dan berdinding anyaman bambu namun tanah yang ditempati dulunya membeli dari calo. "Harga per meternya dulu Rp 10 ribu,"katanya.
Penggusuran bantaran kali Cisadane itu dilakukan Pemerintah Kota Tangerang karena akan dijadikan ruang terbuka hijau.
AYU CIPTA