Tujuh kontainer bahan pangan yang dimusnahkan terdiri atas 163.590 kilogram bawang merah berasal dari Thailand, 5 kilogram benih tanaman hias asal Taiwan, 5 kilogram benih sayuran asal Taiwan, 40 kilogram benih jagung asal Taiwan, 50 kilogram benih padi hibrida asal China, serta 8 kardus makanan dan obat illegal asal China. Sedangkan 2 kontainer pakaian bekas yang dimusnahkan merupakan pakaian bekas impor asal Malaysia.
Pemusnahan yang dilakukan dengan cara menggilas barang-barang tersebut dengan dua buah buldoser ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan disaksikan beberapa pejabat diantaranya staf menteri pertanian, Panglima Armada TNI Angkatan Laut Kawasan Timur, Perwakilan dari Kejaksaan Tinggi, Kodam V Brawijaya, Kepolisian Daerah Jawa Timur, BPOM, serta Balai Karantina hewan dan makanan.
“Ini harus dimusnahkan, kerugiannya tidak hanya bernilai rupiah tapi bersayap karena kerugian akibat barang illegal ini multi efek, petani, harga jatuh, penyakitnya membahayakan masyarakat, bahkan lebih jauh bisa membuat kerusakan perekonomian,” kata Soekarwo ketika memimpin pemusnahan.
Sebab itu, Soekarwo berharap seluruh komponen mulai dari TKP2MI, Polri, Balai Karantina, BPOM, pihak bandara serta pelabuhan selalu mewaspadai masuknya barang-barang berbahaya illegal dari luar negeri. Apalagi dengan diterapkannya China-Asean Free Trade Agreement (CAFTA), produk impor memang mulai membanjiri baik yang masuk melalui pelabuhan maupun bandara.
“Ini benar-benar kejahatan ekonomi, kita tahu produk bawang merah kita ditolak masuk gudang. Ternyata didalam gudang penuh dengan bawang impor,” ujar Soekarwo.
Padahal, bahan makanan impor ternyata juga mengandung banyak penyakit. Soekarwo mencontohkan bawang merah yang telah menjamur dan bau busuk yang saat ini dimusnahkan.
Kepala Badan Karantina Pertanian Heri Priyono mengakui, sejak diberlakukannya CAFTA produk impor memang terus membanjiri pasaran. Bahkan, produk impor yang datang tidak hanya produk yang tidak diproduksi di dalam negeri melainkan juga produk yang sebenarnya banyak di produksi di dalam negeri.
“Di Tanjung Perak selama akhir 2009 saja terdapat 345 kedatangan produk impor jenis ubi lapis dan bawang-bawangan dengan jumlah 50 juta kilogram, padahal d idalam negeri produk sejenis sangat banyak,” kata Heri.
Sementara itu, selain 7 kontainer bahan pangan dan 2 kontainer pakaian bekas impor illegal, saat ini balai karantina juga telah menyita sebanyak 67 kontainer cengkeh illegal asal Zanzibar Afrika, serta 41 kontainer pakan ternak asal Jerman dan Spanyol.
Untuk cengkeh dan pakan ternak ini, rencananya juga akan segera dilakukan pemusnahan pekan depan. “Kita bertahap, selanjutnya cengkeh dan pakan ternak juga akan kita musnahkan,” kata Heri.
Rohman Taufiq