TEMPO Interaktif, Jakarta - Sensus penduduk yang sedang digelar pemerintah tahun ini, memang tak mulus-mulus amat. Beberapa warga saat didatangi petugas malah ada yang mengira bakal mendapat hadiah. Bahkan, nah ini, di kawasan apartemen Kelapa Gading, Jakarta Utara, upaya mendaftar penghuni juga gagal.
Kegagalan ini bukan karena apartemen tak ada penghuninya melainkan karena penghuni apartemen kebanyakan adalah perempuan simpanan. Koordinator Statistik Kecamatan Kelapa Gading Kusyanto kesulitan melakukan pencacahan di Apartemen Summit Kelapa Gading, yang termasuk kategori apartemen elite. “Itu karena banyak dari penghuni apartemen merupakan istri piaraan,” ujar Kusyanto kepada Tempo, Selasa malam lalu.
Kusyanto memperkirakan jumlah perempuan simpanan itu mencapai sekitar
50 persen dari total penghuni Apartemen Summit. Dugaan ini disimpulkan dari pengalamannya di lapangan ketika melakukan gladi resik sensus pada 2009.
Dari 200 lembar isian sensus yang disampaikan kepada penghuni Apartemen Summit, hanya 36 lembar yang dikembalikan. “Hingga awal Mei ini kami turun di Apartemen Summit, masih tetap sulit,” ujarnya.
Bukan hanya Kusyanto yang mengeluh. Kepala Keamanan Apartemen Wisma Gading Permai Kelapa Gading Armin Pane kesulitan melakukan sensus di apartemen tempatnya bekerja. Banyak penghuni apartemen yang sulit ditemui dengan alasan sibuk, bahkan banyak yang menutup diri. “Sebanyak 70 persen penghuni hanya bisa kami sensus dengan menitipkan formulir C2. Itu pun mengisinya lama,” ujarnya kepada Tempo Gading pada Selasa malam lalu.
Armin ikut menjadi petugas sensus dan melakukan tugasnya sejak 15 April sesuai dengan ketetapan pemerintah untuk sensus di apartemen. Ia direkrut sebagai petugas sensus karena penghuni apartemen hanya mau disensus oleh pengelola apartemen. “Mereka hanya percaya kepada petugas security yang telah dikenal,” ujar Armin.
Kepala pengelola Apartemen Wisma Gading Permai Sahala Tobing menduga tertutupnya warga apartemen terhadap sensus karena kondisi keluarganya tidak jelas. “Bisa jadi istri tinggal sendirian di apartemen, suami ada di luar kota dengan istrinya yang lain,” kata Sahala, Selasa malam lalu. Hal seperti ini, kata Sahala, sudah menjadi rahasia umum.
Para penghuni apartemen itu sebenarnya sudah mendapat keistimewaan. Mereka boleh hanya mengisi form C2 karena alasan privasi. Form C2 hanya memuat tentang data penghuni secara kasar, seperti penghuni unit apartemen. Formulir C2 merupakan lembar awal sebelum warga mengisi formulir C1, yang memuat data kependudukan masing-masing anggota keluarga secara terperinci, seperti data tentang tingkat pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan. Formulir ini boleh dititipkan penghuni apartemen tanpa harus bertemu muka dengan petugas. Karena mengisi formulir sendiri, banyak terjadi kesalahan pengisian. Misalnya isian kepala rumah tangga malah istri, sedangkan dan anggota keluarganya adalah suami.
Privilege ini tidak berlaku bagi penghuni rumah susun milik (rusunami). Kepala Badan Pusat Statistik Jakarta Timur Edison Ritonga mengatakan, penghuni rusunami sistem sensus diberlakukan sama dengan sensus rumah biasa. Para petugas akan datang menemui mereka secara langsung.
THOWAF ZUHARON | EZTHER LASTANIA
Sumber: Koran Tempo