TEMPO Interaktif, Semarang - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai Kota Semarang sangat cocok untuk kegiatan ekpor dan impor karena letaknya strategis dan infrastukturnya sudah mulai diperbaiki.
"Jawa Tengah ini sangat dinamis sehingga cocok untuk impor-ekspor," kata Sri saat memberi sambutan dalam acara pencanangan pembangunan Kantor Bea Cukai Wilayah Jawa Tengah-DI Yogyakarta di Semarang, Jumat (7/5).
Sri Mulyani menyarankan jika Semarang dan Jawa Tengah ingin bersaing dengan daerah-daerah lain maka harus terus meningkatkan pelayanan bea cukai.
Di Semarang, kata Sri, sudah dilakukan berbagai program agar kegiatan impor-ekspor bisa terus berkembang. Program tersebut adalah diharuskannya melaksanakan National Single Window (NSW) di bea cukai, memperbaiki aparat bea cukai sehingga bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, pembangunan fasilitas gedung, dan lain-lain.
Program-program tersebut bertujuan agar proses bisnis dan prosedur yang diharapkan masyarakat bisa diketahui. Jika sudah demikian maka masyarakat akan bisa mengkalkukasi biaya, waktu dan hasilnya. "Inilah yang dibutuhkan dunia usaha," kata Sri Mulyani.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengakui masih banyak kendala untuk mengembangkan Kota Semarang dan Jawa Tengah. Bibit pernah mendengar ada program Semarang Pesona Asia yang digagas Walikota Sukawi Sutarip. Namun, kenyataannya program tersebut gagal. "Apane sing pesona? Yang ada hanya rab rob rab rob," kata Bibit yang disambut tertawa para hadirin.
Bibit mengakui, di sektor pelabuhan masih ada pendangkalan pantai yang menyebabkan banyak kapal enggan berlabuh di Semarang. Selain itu, hingga kini Semarang juga masih belum bisa menyelesaikan persoalan rob - limpasan air laut ke daratan - yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir.
Bibit menyatakan sudah memerintahkan pejabat di Semarang untuk mengeruk dangkalnya pelabuhan Tangjung Emas, Semarang. "Insya Allah tiga bulan sudah selesai," katanya.
Di sektor perhubungan udara, kata Bibit, infrastuktur Bandara Ahmad Yani Semarang juga belum bisa digunakan pendaratan pesawat-pesawat besar yang biasanya untuk rute Internasional.
Untuk masalah ini, Bibit menyatakan akan melebarkan landasan bandara ke sebelah utara. Sedangkan untuk mengatasi terjadinya banjir, saat ini Semarang juga mengerjakan beberapa proyek, seperti polder dan banjir kanal timur.
Bibit memperkirakan pada 2012 mendatang Kota Semarang akan bisa berubah. Hal ini seiring dengan program percepatan yang direncakan Bibit untuk Jawa Tengah. "Mudah-mudahan Semarang bisa bersinar dan bercahaya," kata Mantan Panglima Kodam IV Diponegoro ini.
Apalagi, Bibit menegaskan, pemimpin Kota Semarang yang lama, Sukawi Sutarip, sebentar lagi akan diganti dengan pemimpin baru hasil dari pemilihan wali kota beberapa waktu lalu, yaitu Soemarmo-Hendi Hendar Prihadi. "Pemimpin yang baru harus bisa lebih baik. Kalau tidak akan saya piting," kata Bibit.
ROFIUDDIN