TEMPO Interaktif, Makassar - Puluhan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Tolak Penggusuran Pedagang Kali Lima bersitegang dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Makassar. Aksi ini terjadi saat mahasiswa menggelar unjukrasa di Balai Kota Makassar, Rabu (9/6).
Mahasiswa memaksa masuk ke halaman balai kota. Upaya ini dihalang-halangi sedikitnya 40 personel Satpol PP. Pintu masuk ditutup rapat hingga kedua kubu saling dorong.
Syahruddin, Koordinator Aksi mengatakan rencana penggusuran pedagang kaki lima (PKL) sangat tidak berdasar. Pemerintah berdalih keberadaan PKL telah merusak keindahan dan penataan kota.
Padahal, "Kehadiran PKL malah memberi kontribusi di sektor ekonomi. Banyak warga yang resah karena pemerintah berniat merampas hak hidup mereka," ujar Syahruddin.
Para mahasiswa dan pedagang lalu ditemui Kepala Satpol PP Makassar Marimin Thahir. Marimin terus bernegosiasi dengan mahasiswa terkait dengan tuntutannya tersebut. PKL yang rencananya digusur berada di sepanjang Jalan A.P. Pettarani, khususnya di depan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM).
Rencana itu juga tidak terlepas atas usulan pimpinan kampus yang mengajukan permintaan penertiban PKL di depan kampus tersebut. Sebelum ke Balai Kota Makassar, mahasiswa dan pedagang berdialog dengan Rektor UNM, Profesor Arismunandar. Mereka mendesak pemimpin kampus segera mencabut usulan untuk penggusuran itu.
"Terkait dengan itu, tentu saja akan dibicarakan ulang. Kami juga tidak ingin pedagang kehilang tempat berjualan," tutur Arismunandar.
Seorang pedangan bernama Kamaluddin Daeng Lewang mengaku resah dengan adanya rencana penggusuran pedagang. Apalagi ia sudah lama berdagang di depan kampus. "Kami minta rencana tersebut tidak dilakukan demi keberlangsungan mata pencaharian kami," ucap Kamaluddin.
ABDUL RAHMAN