TEMPO Interaktif, Jakarta - Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti menilai belum saatnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) turut serta dalam Pemilu 2014. “Saya mendukung mereka ikut Pemilu, tapi bukan 2014,”kata Ikrar kepada Tempo, Rabu (16/6).
Menurut dia, hal tersebut belum layak karena masih banyak petinggi TNI yang berwawasan politik. Sangat mungkin haluan politik para petinggi ini dipaksakan pada prajurit di bawahnya. “Apalagi, saat ini penguasa negara ini berasal dari TNI ,” kata dia.
Ikrar menjelaskan, waktu yang tepat untuk TNI turut mencontreng adalah 2019. “Sebab masih banyak hal yang harus dipersiapkan,” ujarnya. Diantaranya adalah amandemen Undang-undang Pertahanan dan Undang-undang tentang TNI. Harus ditambahkan bab khusus mengenai hal ini. Diperjelas hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Secara umum Ikrar mendukung bila prajurit TNI ingin turut serta dalam Pemilu. “Saya mengerti bahwa mereka juga warga negara biasa yang ingin punya hak pilih,” ujarnya.
Pagi tadi, Panglima Tentara Nasional Indonesia Djoko Santoso mengatakan pihaknya masih akan mengkaji kemungkinan ikut menjadi peserta Pemilihan Umum 2014 mendatang. "Waktunya masih panjang, masih akan dibahas dengan kepala staf angkatan dan para pejabat TNI lainnya," katanya.
Pingit Aria