Menurut Direktur Keuangan PLN Satrio Anggoro Dewo, investasi dilakukan seiring proyeksi kenaikan permintaan listrik nasional rata-rata 9 persen per tahun, dan berlaku dalam 10 tahun ke depan. Di satu sisi pasokan tenaga listrik Indonesia terbatas, sehingga memberi peluang bagi PLN untuk terus tumbuh.
"Pertimbangan lainnya, PLN selalu melunasi semua kewajiban pembayaran obligasi tepat waktu, termasuk saat terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia," kata Satrio di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (16/6). "Obligasi ini mendapat dukungan dari dana pensiun dan sumber investasi lainnya."
Obligasi yang ditawarkan PLN tahun ini berperingkat idAA+ (double A plus, stable outlook), dan terdiri dari dua seri, yakni seri A dan B. Begitu pula sukuk ijarah yang ditawarkan juga berperingkat idAA+ (double A plus syariah, stable outlook), terdiri dari seri A dan B.
Tingkat suku bunga untuk seri A antara 9,15 - 9,9 persen, sedangkan untuk seri B antara 10,08 - 10,81 persen. Indikasi imbalan yang ditawarkan berdasarkan FR 0043 + (100-175) bps. Pembayarannya dilakukan setiap tiga bulan. Adapun penjamin pelaksana emisi adalah PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities. PT Bank CIMB Niaga ditunjuk sebagai wali amanat.
Obligasi dan sukuk yang diterbitkan PLN tahun ini diperkirakan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 30 Jumi 2010. Masa penawaran awal akan dilangsungkan 16-24 Juni 2010, masa penawaran umum dijadwalkan 2-5 Juli 2010. Masuk ke Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2010.
MAHARDIKA SATRIA HADI