TEMPO Interaktif, Mataram – Untuk mencegah penipuan terhadap calon tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Pemerintah Provinsi NTB melakukan rekrut sarjana menganggur sebagai pendamping di desa.
Tahun ini dilakukan perekrutan sebanyak 50 orang yang dibiayai honorariumnya oleh Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) selama enam bulan. Mereka akan diberikan biaya hidup sebulan sebesar Rp 1,45 juta ditambah biaya operasional Rp 250 ribu.
Mereka dibekali regulasi penempatan dan perlindungan TKI agar tidak terjerat. Nanti setelah berakhirnya masa tugas mereka yang berlangsung enam bulan, akan diberikan sertifikat oleh Kementerian Nakertrans. Meskipun diusulkan oleh Pemerintah Provinsi NTB, rekrut sarjana menganggur tersebut juga dilakukan serempak di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Adanya tenaga kerja sarjana sebagai pendamping tersebut, menurut Kepala Bidang Penempatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, Bambang MR yang juga Sekretaris Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) NTB, mengatasi adanya calon TKI yang terlantar dan dipulangkan serta yang terjerat rentenir untuk pinjaman kepentingan biaya pemberangkatan. ‘’Banyak sponsor atau calo yang melakukan penipuan melalui informasi yang tak benar,’’ ujarnya.
Akibat ketidakpahaman regulasi pemberangkatan TKI, setiap tahun terdapat 5.000-an orang yang dideportasi darri Malaysia. Pada 2008 sebanyak 5.690 orang TKI asal NTB yang dideportasi. Sedangkan pada 2009 sebanyak 4.200 orang.
Selama semester I–2010, jumlah TKI asal NTB yang dipulangkan sekitar 1.400 orang yang melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB untuk memperoleh bantuan ongkos pulang ke desanya. Adapun jumlah TKI yang diberangkatkan resmi selama 2009 sebanyak 53.731 orang, terbanyak ke Malaysia Barat sebagai pekerja ladang sebanyak 32.430 orang.
Selain mendampingi calon TKI, Bambang melanjutkan, perekrutan para sarjana tersebut juga untuk mengurangi pengangguran sarjana di pedesaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik NTB, sarjana yang menganggur 12.922 orang atau 10,52 persen dan tamatan Diploma I/II/III sebanyak 11.356 orang atau 9,24 persen.
Jumlah pengangguran di NTB mencapai 122.637 orang. Berdasar tingkat pendidikan, pengangguran terbuka terbanyak adalah tamatan SMA yaitu 46.398 orang atau 37,77 persen disusul SD ke bawah sebanyak 28.738 orang atau 23,40 persen, dan SMP sebanyak 15.097 orang atau 12,29 persen.
"Terbanyak pengangguran laki-laki 69.214 orang, sedangkan perempuan 53.623 orang. Adapun setengah pengangguran baik laki-laki maupun perempuan sebanyak 775.110 orang," terangnya.
Angka pengangguran tersebut diperoleh Badan Pusat (BPS) NTB dari Survei Angkatan Kerja Nasional yang dilakukan pada Februari 2010. Pengangguran di kota 7,64 persen dan di pedesaan 4,70 persen. ‘’Tertinggi pengangguran di perkotaan,’’ kata Kepala BPS NTB Soegarenda.
SUPRIYANTHO KHAFID