Agar tak terjadi masalah serupa, untuk penyaluran kredit pada 2010 pemerintah daerah bekerja sama dengan Bank Jatim. "Demi kepentingan pelaku usaha lain, mohon diangsur sesuai kemampuan," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Maksum, di Sidoarjo, Senin (21/6).
Meski kredit macet naik, permintaan kredit UMKM terus meningkat. Tiap pinjaman bagi pelaku usaha maksimal Rp 50 juta, sedangkan koperasi Rp 100 juta. Kredit UMKM disalurkan sejak 2002 dengan modal 25 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sidoarjo serta dana bergulir Rp 6 miliar.
Tahun ini sebanyak 235 UMKM dan 15 koperasi mengajukan pinjaman dana bergulir. Maksum menurunkan tim untuk memverifikasi pemohon kredit agar penyalurannya tepat sasaran. Hasil verifikasi diserahkan kepada Bank Jatim sebagai dasar menerbitkan pinjaman melalui Surat Keputusan Bupati Sidoarjo. "Bunga ditetapkan enam persen per tahun," ujarnya.
Melalui APBD 2010, pemerintah menambah modal pinjaman lunak bagi pelaku UMKM dan koperasi sebesar Rp 7 miliar. Bupati Sidoarjo Win Hendrarso meminta verifikasi calon penerima kredit dilakukan sungguh-sungguh untuk menghindari kredit macet. "Harapannya bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengentaskan kemiskinan," tuturnya.
Menurut dia, masih banyak peluang usaha yang tak digarap pelaku UMKM. Di antaranya lewat Pasar Induk Agrobisnis Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Taman Sidoarjo sebagai peluang usaha baru. Alasannya, pasar yang digarap tak hanya regional Jawa Timur, namun transaksi bisa dilakukan ke pasar internasional.
EKO WIDIANTO