“Debitur melihat adanya ketidakpastian krisis di Eropa, khususnya di Yunani. Jadi mereka memilih wait n see, karena uang ini untuk jaga-jaga,” katanya melalui sambungan telepon kepada Tempo, Ahad (27/6).
Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai kredit perbankan yang tidak tersalurkan per April 2010 mencapai Rp 474,23 triliun, naik 76,39 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 374 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan kredit tahun ini hingga April mencapai Rp 48,4 triliun. Jumlah pertumbuhan kredit sudah relatif besar, sekitar 30 persen dari total kredit yang disalurkan.
Menurut Eko, tiap bank berkewajiban menjaga perolehan laba mereka. Salah satu caranya yakni dengan pengucuran kredit kepada debitur.
Hal tersebut sekaligus sebagai jalan keluar agar bank tidak menanggung penyediaan dana yang besar. “Bank selama ini telah gencar mengucurkan kredit. Ini murni problem yang ada di debitur,” katanya.
MAHARDIKA SATRIA HADI