Tawaran ini berlaku bagi calon murid SMP dan calon murid SMU. Setiap calon siswa SMP bisa memilih empat pilihan dari 17 SMP negeri yang ada di Kota Depok. Adapun calon siswa SMU bisa memilih empat dari 7 SMU negeri yang ada.
Kepala Sekolah SMPN 4, Popor Masrifah menjelaskan sistem penerimaan dengan empat pilihan ini akan memudahkan calon murid ketika mencari sekolah negeri. Terlebih lagi, dengan sistem penerimaan online, calon siswa cukup mendatangi lokasi SMP negeri yang paling dekat dengan lokasi rumahnya dan memasukkan data diri serta empat sekolah yang menjadi pilihannya dalam komputer yang disedikan di setiap sekolah negeri. “Jadi kalau rumahnya dekat SMPN 4, silakan datang ke sini dan bisa langsung memilih empat sekolah yang dituju,” katanya kepada wartawan, Rabu (30/6).
Nantinya, kata dia, komputer akan langsung menunjukkan kepada calon siswa tersebut tentang sekolah-sekolah mana saja yang diperkirakan bisa menampung siswa tersebut. Menurut Popor, data tentang batas nilai tiap sekolah atau passing grade akan berubah-ubah setiap harinya. Hal tersebut lantaran setiap harinya selalu ada calon murid yang mendaftar. Batas nilai ini baru akan benar-benar tidak bisa berubah saat proses penerimaan ditutup pada Jumat nanti (02/07).
Proses penerimaan siswa baru ini berlangsung dari tanggal 28 Juni sampai 2 Juli mendatang. Penerimaan ini dibuka jam 08.00 dan ditutup pada pukul 12.00. Khusus untuk hari Jumat, penerimaan ditutup pada pukul 11.00.
Sementara itu, Lina, 45 tahun, salah satu orang tua siswa merasa khawatir jika anaknya tidak diterima di sekolah negeri. Menurutnya, dari empat sekolah yang dipilihnya, tak satupun yang nilai batasnya bisa dipenuhi oleh nilai UASBN anaknya. “Nggak ada yang nilai batasnya 23,” katanya kecewa. Meski demikian, ia berharap nilai batas tersebut masih bisa berubah.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menghimbau orang tua tidak asal-asalan dalam memasukkan sekolah pilihan meskipun diberikan jatah empat pilihan. Setidaknya sebelum memilih, ada dua informasi yang harus diketahui orang tua siswa. Pertama, daya tampung sekolah. Kedua, sekolah tersebut dinilai favorit atau tidak. “Kalau tidak favorit, mudah-mudahan yang memilih sekolah ini sedikit, sehingga kemungkinan diterima lebih banyak,” katanya.
TIA HAPSARI