TEMPO Interaktif, Jakarta - Imansyah (20), pemuda yang terjun dari lantai delapan Gedung Graha Simatupang ternyata menderita sakit jiwa dan pikun dini. Iman juga rutin memeriksakan kejiwaannya ke dokter setiap bulannya. "Kata dokter dia pikun dini, kalau saya ajak bicara, lama menjawabnya," ujar Syamsuddin (51), ayah Iman saat ditemui Tempo di rumahnya, Jalan Kebagusan gang Puskesmas sore ini (1/7).
Selain itu, Iman juga rutin mengikuti terapi kejiwaan di Rumah Sakit Dr Marzuki Bogor. "Sebulan sekali dikasih obat," kata Syamsuddin lagi.
Syamsuddin sendiri yakin, Iman tak sadar sepenuhnya saat hendak terjun bebas dari lantai 8 Gedung Graha Simatupang kemarin (30/6). Syamsuddin mengira, kejiwaan Iman hanya sedang tak waras saja.
Polisi sendiri, hingga saat ini belum bisa menyimpulkan motif Iman terjun dari Gedung tersebut. "Motifnya masih dicari dari temen dekatnya," ujar Kanitreskrim Polsek Metro Pasar Minggu Ipda Johan Rofi saat ditemui Tempo di kantornya tadi siang. Yang jelas, kata Ipda Johan, "Tidak pernah ada masalah apa-apa dg orang tuanya."
Kronologis jatuhnya Iman dinilai sangat singkat oleh keluarga. Iman pada sore (30/6) itu, pamit untuk sholat maghrib di masjid dekat rumahnya. "Lalu, kata orang yang sholat di sebelahnya, sujud pertama dia keluar," kata Syamsuddin.
Kemudian, menurut penelusuran polisi lewat CCTV Gedung Graha Simatupang, Iman masuk tepat pukul 18.00 petang. "Kurang dari 4 menit, langsung jatuh," kata Ipda Johan. Ada dua saksi yang menyaksikan kejadian tersebut. Keduanya adalah satpam gedung. Dari keterangan saksi-saksi tersebut, polisi menyimpulkan Iman bunuh diri.
Sesaat setelah jatuh, adik ipar Syamsuddin, Fauzi segera mengabarkan insiden naas ini pada keluarga. Tepat pukul 20.00 malam, Syamsuddin tiba di lokasi. Ia mendapati Iman sudah tak bernyawa. Baru, pada 20.30, Iman dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk diotopsi.
Hari ini, pukul 11.00, Iman sudah dimakamkan. Tepatnya di pemakaman umum Kober Kebagusan.
FEBRIANA FIRDAUS