TEMPO Interaktif, Bogor - Yayasan Permata Hati, yang berada di Jl Roda Rt 2/6 nampak sepi. Garis polisi masih menyilang di depan pintu masuk.
Menurut Ketua Rt 02, Martinus (58) seluruh penghuni di yayasan tersebut diungsikan ke salah satu panti asuhan milik Yayasan Permata Hati yang berada di Ciparigi. ''Pagi kemarin polisi memasang garis polisi, penghuninya kemungkinan pindah ke Ciparigi,'' ujar Martinus, kemarin.
Martinus menjelaskan dirinya kerap melihat ibu hamil yang datang ke yayasan itu, ''Biasanya bayinya di titipkan di panti itu,'' kata Martinus.
Seingat dirinya, dalam setahun terakhir, ia pernah melihat perempuan yang melahirkan di tempat itu lebih dari sepuluh kali. ''Kadang melahirkan disitu oleh Ma Beurang (dukun beranak), atau dibawa ke bidan yang ada di lingkungan sini,'' ujarnya.
Martinus juga sempat mempertanyakan keberadaan bayi-bayi tersebut, namun selalu mendapatkan jawaban yang berbelit-belit dari pengurus. ''Lama-lama jadi males nanyanya. Lagian kita tinggal bersebelahan, jadi engak enak kalau harus berselisih,'' uajrnya.
Baca Juga:
Berbeada dengan Martinus, salah satu warga lainnya yang tinggal berdekatan dengan yayasan Permata Hati, bernama Iwan (35), mengaku sempat kaget, setelah kejadian itu mencuat, ia baru tahu kalau anak perempuannya yang berusia 7 tahun terdaftar sebagai anak asuh di yayasan tersebut. ''Saya kaget, kenapa anak saya terdaftar sebagai anak asuh di yayasan itu,'' tutur Iwan.
Iwan mengakui beberapa kali anaknya ikut dalam kegiatan yang diselenggarakan yayasan tersebut. ''Beberapa kali anak saya ikut rekreasi, diajak yayasan itu,'' ujar Iwan.
Dari pantauan kondisi Bangunan Yayasan Permata Hati, tampak kumuh kayu jendela dan pintu keropos di gerogoti rayap. Menurut warga, di dalam bangunan itu terdapat dua kamar yang berukuran kurang dari 2x3 meter persegi. ''Bayi itu digeletakin aja di lantai, beralaskan tikar,'' kata Iwan.
DIKI SUDRAJJAT