TEMPO Interaktif, Jakarta -Kementrian Perindustrian akan memanggil asosiasi industri semen dan baja terkait rencana pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 26 persen pada tahun 2020. "Kita akan fasilitasi industri untuk penilaian berapa emisi yang mereka hasilkan," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat usai bertemu Menteri Luar Negeri Meksiko Patricia Espinosa hari ini.
Hidayat mengatakan, belum diketahui berapa sumbangan emisi dari industri semen dan baja. Namun ia berharap aturan tentang emisi tidak dinilai secara berlebihan agar tidak menghambat pertumbuhan dua sektor industri ini. "Kita sedang diskusikan dengan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH)," katanya.
Dokumen Komunikasi Nasional pada 2006 mencatat emisi yang dihasilkan Indonesia mencapai 1,5 gigaton gas karbondioksida. Dua persen diantaranya disumbang oleh sektor industri. Pemerintah juga membentuk Rencana Industri Nasional yang salah satu tugasnya melaksanakan audit energi di industri semen dan baja.
Patricia Espinosa mengatakan, Indonesia dianggap sebagai salah satu pemain penting yang bisa berperan mengurangi dampak perubahan iklim melui program-program pengurangan emisi.
Meksiko didaulat sebagai penyelenggara konferensi perubahan iklim yang akan diselenggarakan di Cancun akhir tahun ini. "Kami bekerjasama dengan Indonesia untuk menyusun aturan yang jelas dan bantuan finansial yang bisa diberikan," katanya.
Tujuannya, kata Espinosa, agar negara-negara berkembang yang ikut serta dalam proyek pengurangan emisi bisa mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut. "Kami juga membantu menyusun aksi untuk mengurangi dampak perubahan iklim," kata Patricia.
KARTIKA CANDRA