TEMPO Interaktif, Jakarta - Saat ini tahap desain dasar untuk pembangunan Mass Rapid Transit masih berjalan. Desain pun ditargetkan akan rampung pada akhir 2010. Setelah rampung, desain pun akan dijadikan pijakan untuk menjalani tahap tender yang diperkirakan akan berlangsung selama setahun.
"Akan dimulai pada 2011," kata Tribudi Rahardjo, Direktur Utama PT Mass Rapid Transit di kantornya, Kamis (15/7). Dia menjelaskan, MRT dan pihak terkait, Kementerian Perhubungan, telah menyelesaikan penentuan jalur (atase) untuk Koridor Selatan-Utara.
Sebanyak 21 stasiun yang akan dibangun di sepanjang jalur tersebut. Masing-masing 13 stasiun di tahap pertama pembangunan, yaitu jalur Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia, dan 8 stasiun di tahap kedua, yaitu melanjutkan dari Bundaran HI hingga Kampung Bandan (di belakang Mangga Dua).
Menurut Head of Coporate Communications PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus, pembangunan MRT terdiri dari empat tahap. Yaitu, desain dasar, tender, konstruksi fisik, hingga operation maintanance. "Untuk tahap pertama berada di bawah Kementerian Perhubungan. Sedang selanjutnya akan ditangani oleh Pemerintah DK Jakarta melalui PT MRT," katanya.
Mengenai pembiayaan MRT, kata Gupta, pinjaman akan diberikan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) yaitu sebanyak 120,017 miliar yen atau sekitar Rp 12 trilun dalam kurs 100 rupiah. Itu untuk total proyek sebesar 144 miliar yen. "Sisanya akan diambil dari APBN dan APBD," tuturnya. Pembiayaan tersebut digunakan untuk pembangunan tahap pertama di Koridor Selatan-Utara pada jalur Lebak Bulus-Bundaran HI.
Baca Juga:
Gupta pun menjelaskan, pinjaman terdiri dari empat kesepakatan peminjaman. Pinjaman itu telah disepakati dan ditandatangani hingga tahap kedua, yaitu tahap pertama pada 28 November 2006 dan tahap kedua pada 31 Maret 2009. "Ini menggunakan special term for economic partnership (STEP) dengan bunga 0,2 hingga 0,4 persen," katanya.
SUTJI DECILYA