TEMPO Interaktif, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan teknologi penmindai sidik jari untuk dipakai sebagai bukti absensi pegawai. "Saya sudah menentukan, 2011 sudah keseluruhan di Sekretariat Daerah Provinsi dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) seluruhnya (memakai itu)," kata Heryawan di Bandung, Selasa (20/7).
Dia mengatakan, sistem absen itu sengaja digunakan karena masih banyak pegawai kesiangan hingga mangkir. Heryawan minta, semua pegawai agar absen sehari 3 kali,siang sore, dan mejelang pulang. "Pulangnya masih banyak yang setengah empat, padahal jam 4 sore resminya," katanya.
Piranti alata pemindai sidik jari itu akan menggunakan peralatan yang dikembangkan oleh Institut Teknologi Telekom, Bandung. Dengan absensi itu, lanjutnya, pemberian Insentif Berbasis Kinerja bisa lebih akurat. "Sekarang masih manual, kami agak sulit mendeteksi mana yang mangkir dan tidak," kata Heryawan.
Sistem absen itu juga disiapkan bagi pejabat daerah. Mereka, papar Heryawan, tidak bisa lagi sembarangan mengaku keluar kota ikut rapat dengan menteri. Kendati diberi kelonggaran dengan absensi via SMS, mereka wajib menyerahkan surat tugasnya. "Kami khawatir dia ke Jakarta ada undangan menteri, ikut rapat, padahal dibikin-bikin," katanya.
Perencanaan penggunaan sistem itu sudah dimasukkna dalam rencanan APBD Perubahan tahun ini. Heryawan belum bisa memastikan berapa biaya yang dibutuhkan untuk memakai teknologi untuk absen pegawai pemerintah Jawa Barat tersebut. "Kita ingin melihat sejauh mana kedisiplinan mereka," kata Heryawan.
AHMAD FIKRI