Kepala Perum Bulog Divre Jawa Timur Agusdin Fariedh mengatakan, operasi pasar ini sesuai instruksi surat Menteri Perdagangan bernomor 975/N-DAG/SD/7/2010 untuk menstabilkan kembali harga beras.
"Operasi pasar dilakukan oleh Sub Divre. Untuk saat ini baru di dua kota Surabaya dan Malang," kata Agusdin.
Baca Juga:
Untuk operasi pasar, Perum Bulog telah siapkan beras sebesar 435.807 ton dan dijual seharga Rp 5.830 ribu perkilogram untuk pembelian di pasaran dan Rp 5.630 jika membeli di gudang bulog. Selisih harga Rp 200 perkilogram sebagai kompensasi ongkos kirim
.
Faried yakin, dengan operasi pasar ini, harga akan kembali stabil. Apalagi kenaikan harga beras umumnya terjadi pada beras kelas premium sedangkan untuk kelas medium relatif stabil.
Kepala Sub Divre Bulog Surabaya Utara, Iskak mengatakan, khusus di Surabaya operasi pasar dilakukan di pasar beras Bendul Merisi. "Khusus Surabaya kita siapkan 20 ribu ton beras untuk operasi pasar," kata Iskak.
Operasi pasar sendiri dilakukan dengan melakukan pembatasan pembelian maksimal dua sak perkeluarga dengan masing-masing sak berisi 15 kilogram.
Dari pantauan Tempo, operasi pasar yang dilakukan kurang mendapatkan reaksi masyarakat. Sudarno, ketua paguyuban pedagang beras di pasar beras Bendul Merisi mengatakan, kurang antusiasnya masyarakat karena harga beras yang dipatok Bulog masih di atas harga terendah beras di pasaran.
"Di pasaran harga beras masih ada yang Rp 5,5 ribu perkilo, ini Bulog jualnya Rp 5800 perkilogram. Kan masih murah yang dipasar," kata Sudarno.
Sudarno malah kawatir, operasi pasar kali ini membuat warga panik yang ujung-ujungnya malah akan membuat harga beras kembali naik. Padahal, tanpa operasi pasar pun, harga beras diyakini akan segera turun. "Sebentar lagi panen, tanpa operasi pasar harga tetap akan turun," tambahnya.
Rohman Taufiq