TEMPO Interaktif, Jakarta -Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiana mengatakan performa perusahaan pelat merah tersebut sedang disorot terkait puluhan kasus insiden ledakan gas. Ledakan gas ini telah menewaskan orang, melukai puluhan orang, dan menghancurkan rumah-rumah penduduk.
Ketika harus membereskan dampak buruk program konversi minyak tanah ke gas yang diluncurkan pemerintah pada 2007 tersebut, kata Karen, Pertamina justru kehilangan dukungan dari pemerintah.
“Pada awal konversi tidak ada masalah, Pertamina jalan terus. Tapi setelah ada masalah, pemerintah mungkin sudah lupa atau bagaimana," ujarnya kesal hari ini.
Bahkan, Karen menilai Pertamina dibebani tanggung jawab yang melebihi tugasnya. Padahal, setelah tanggal 31 Mei lalu, saat rapat dengan Wakil Presiden Boediono, sudah ada kejelasan masing-masing tugas dan wewenang yang harus ditanggung kementerian terkait dan Pertamina. “Seakan-akan Pertamina tidak melaksanakan tanggungjawab. Ini kan sebetulnya ketidakpengertian pemerintah saja.”
MAHARDIKA SATRIA HADI