TEMPO Interaktif, Jakarta - Nasional Demokrat (Nasdem) mempertanyakan larangan Partai Kebangkitan Bangsa bagi anggotanya untuk aktif di ormas tersebut. "Kami menghormati kebijakan internal PKB, tapi ketika menyangkut pihak luar (Nasdem) kan ada pertanyaan, sedemikian rupakah pelarangan itu sehingga ada kerugian bagi PKB dan bangsa ini," kata Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Nasdem Ferry Mursyidan Baldan saat dihubungi Tempo, Ahad (25/7).
Ferry menyayangkan munculnya pelarangan tersebut. Menurut dia, sebelum memutuskan suatu kebijakan terkait Nasdem, mestinya pimpinan PKB bertanya terlebih dahulu ke Nasdem. "Ada nggak sih kerugiannya aktif di Nasdem. Apa setelah anggota PKB aktif di Nasdem lalu jadi malas di DPR, mabok, korupsi. Kan bisa dimonitor," ujarnya.
Ferry justru mempertanyakan pelarangan oleh PKB hanya karena PKB punya keyakinan bahwa Nasdem bakal jadi parpol. "Yang akan jadikan Nasdem parpol itu siapa? Faktanya sampai sekarang kan Nasdem itu ormas," ujar dia.
Saat ini, lanjut Ferry, tidak mudah Nasdem jadi partai. Alasannya, saat ini banyak pengurus Nasdem terdiri dari orang-orang dengan latar belakang politik yang berbeda. Sementara di undang-undang tentang partai politik, seseorang dilarang rangkap di dua parpol sekaligus.
Ferry yakin, pelarangan dari PKB tidak akan berpengaruh bagi ormas yang didirikan Surya Paloh ini. Pengurus, akan tetap fokus mengembangkan dan membesarkan Nasdem dalam rangka merestorasi Indonesia. Dia pun yakin pelarangan itu tidak akan mengurangi keanggotaan dan basis massa Nasdem. "Prinsip kita orang masuk ormas itu kan sukarela," katanya.
Amirullah