Warga Dusun Bedog, Desa Tempeh Lor, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, itu Senin siang kemarin (2/8), secara bersama-sama menenggak racun tikus. Ketiganya tergeletak tak sadarkan diri di dalam rumahnya. Peristiwa itu diketahui anak sulungnya, Pegi, 14 tahun, yang kemudian melaporkan kepada para tetangganya. Ketiganya segera dilarikan ke rumah sakit.
Kepada para wartawan yang membesuknya, Reni menuturkan, keputusan meminum racun tikus karena merasa tak mampu mengembalikan hutangnya. Menurut Reni, jumlah hutangnya mencapai Rp 10 juta lebih.
Reni yang dirawat di Ruang Melati didampingi ibu tirinya, Mutmainah, 52 tahun. Sedangkan Febi dan Rara yang terbaring di Ruang Bougenville ditemani ayahnya, Totok Triwahyudi, 37 tahun. Selang infus masih tampak di tangan mereka.
Menurut penuturan Mutmainah, Reni mengajak kedua anaknya menenggak racun tikus karena tak tega meninggalkan keduanya jika meninggal dunia. “Kalau saya nggak ada, siapa yang akan merawat keduanya. Karena itu, biar saya ajak serta kedua anak saya,” ucap Mutmainah menirukan kata-kata Reni.
Reni menanggak sepuluh bungkus racun tikus berupa bubuk. Sedangkan kedua anaknya masing-masing satu sendok. Kepada kedua anaknya Reni mengatakan yang diminum adalah jamu.
Totok Triwahyudi tampak pasrah menghadapi masalah yang dihadapi keluarganya. Totok pun dihimpit persoalan baru, yakni biaya perawatan isteri dan kedua anaknya. Keluarga miskin ini tidak bisa mendapatkan biaya perawatan gratis karena tidak memiliki kartu Jaminan Kesehatam Masyarakat (Jamkesmas) maupun Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Totok yang sehari-hari hanya mengandalkan penghasilan sebagai kondektur angkutan umum.
Direktur Utama RSUD dr Haryoto Triworo Setyowati yang didampingi Wakil Direktur Pelayanan Indrayudi mengaku belum sempat mengetahui kondisi ibu dan dua anaknya tersebut. “Saya baru mendapat laporan. Hari ini akan kami pantau kondisinya,” katanya. Triworo maupun Idrayudi belum mau membicarakan masalah biaya perawatan. DAVID PRIYASIDHARTA.