Kenaikan dalam jumlah besar tersebut terutama disebabkan karena perubahan PT Bank Ekspor Indonesia menjadi LPEI alias Indonesia Exim Bank. Perubahan bentuk disertai tambahan modal membuat pertumbuhan melaju lebih cepat.
Kredit diperkirakan terus meningkat. Basuki menargetkan kredit dapat mencapai Rp 16 triliun pada akhir tahun. "Kemungkinan besar lebih, karena permintaan cenderung naik," ujar dia. Setidaknya sudah terdapat permintaan kredit hingga Rp 5 triliun.
Penguatan rupiah tak menjadi penghambat bagi pengucuran kredit valas. "Pengaruhnya tak terlalu signifikan," kata Direktur Pembiayaan UMKM Suharsono. Apalagi, porsi kredit valas dan kredit rupiah masih berimbang.
Kredit korporasi masih menjadi andalan utama dengan pinjaman Rp 12 triliun. "Sisanya kredit UMKM," kata Suharsono. Pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah diberikan pada sektor pendukung ekspor meski bukan pengekspor langsung. Antara lain pada nelayan dan petani.
Rasio kredit bermasalah mencapai 4 persen. Nilai ini diharapkan turun hingga 3 persen pada akhir tahun. "Kami sedang menggalakkan restrukturisasi dan perbaikan sistem," ujar dia.
FAMEGA SYAVIRA