TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta akan membangun enam ruas jalan tol dalam kota berbentuk jalan layang. Dengan adanya enam ruas jalan tol dalam kota, maka jaringan jalan di ibu kota bertambah 0,3 persen atau menjadi 6,5 persen dari 6,2 persen.
Tujuan pembangunan tol tersebut adalah untuk menambah jaringan jalan yang selama ini sudah semakin tidak seimbang dengan pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta.
“Di Jakarta kan sudah tidak bisa lagi dibuat jalan yang horizontal. Memang kita mempunyai rencana membangun jalan layang seperti Antasari dan Satrio, tetapi untuk membiayai pembangunan semuanya tanpa jalan tol itu tidak mungkin, jadi kita kombinasikan saja. Ada ruas jalan yang kita biayai dengan sistem tol,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di kantornya, Kamis (19/8).
Keenam ruas jalan tol dalam kota yang akan dibangun dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama adalah koridor Semanan-Sunter sepanjang 17,88 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun, yaitu dari Semanan hingga Pendongkelan di sekitar Cengkareng Drain sepanjang 7,5 kilometer dengan nilai investasi sekitar Rp 5 triliun dan Koridor Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 kilometer dengan nilai investasi Rp 7,37 triliun.
Jalan tol dalam kota ini akan dibangun elevated melintasi jalan tol West One dari Bandara Soekarno Hatta dan outer ring road Kapuk menuju Kantor Walikota Jakarta Utara. Pembangunan tahap pertama ini akan dilakukan awal tahun 2011 dan selesai pada tahun 2012.
Tahap kedua, akan dibangun dua ruas jalan tol dalam kota, yaitu Koridor Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,38 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65 kilometer dengan investasi Rp 6,95 triliun.
Kemudian tahap ketiga akan dibangun ruas jalan tol dalam kota Koridor Ulujami-Tanah Abang sepanjang 8,27 kilometer dengan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Dan tahap keempat akan dibangun ruas jalan tol dalam kota Koridor Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,56 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun. Jadi, total investasi pembangunan enam koridor ruas jalan tol dalam kota Jakarta sebesar Rp 40,02 triliun dengan total panjang 67,74 kilometer.
“Koridor ini akan dibangun secara bertahap, karena itu kami bagi dalam beberapa bagian. Pintu masuk dan pintu keluar jalan tol itu akan dibatasi sehingga benar-benar digunakan oleh pengendara yang akan melintasi Jakarta, bukan pengendara jarak pendek,” kata Fauzi.
Rencana ini sudah dibahas dan sedang disiapkan dokumen administrasinya untuk melengkapi proses pengajuan proposal ke Menteri Pekerjaan Umum. Setelah disetujui, maka akan dibuka tender fisik untuk tahap I yaitu Koridor Semanan-Sunter-Bekasi Raya sepanjang 28,88 kilometer dengan total investasi Rp 17,13 triliun.
Sementara itu, Direktur PT Pembangunan Jaya, Sutopo, mengatakan dalam PP No. 33 Tahun 2010 tentang Pelelangan dikatakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat bertindak sebagai pemrakarsa pelaksanaan proyek dan mempersiapkan lelang.
“Lelang terbuka untuk siapa saja, dan BUMD DKI juga bisa mengikuti proses pelelangan tersebut. Pengoperasian jalan tol juga dilakukan oleh pemenang lelang,” kata Sutopo. Saat ini, untuk pemrakarsa rencana pembangunan merupakan konsorsium BUMD DKI yang terdiri dari PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya Group.
RENNY FITRIA SARI