TEMPO Interaktif, Jakarta -Proyek pembangunan rel kereta api batu bara yang menghubungkan Bagan Siapiapi dan Bukit Asam dijadwalkan selesai pada tahun 2014. "Menko Perekenomian mendukung proyek ini," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wiryawan di gedung Kementerian Koordinator Perekonomian hari ini.
Menurut Gita, proyek ini akan sangat berharga bagi masyarakat Sumatera Selatan dan Indonesia karena dapat mempermudah pengangkutan batu bara. Kereta api ini akan menampung lalu lintas batu bara dari lokasi penambangan di Bukit Asam ke pelabuhan Bagansiapiapi. "Karena itu kami akan mulai secepat mungkin," kata Gita.
Proyek pembangunan rel ini, kata dia, masih menunggu definitif agreement dan pembebasan lahan. Khusus untuk pembebasan lahan, pemerintah berharap bisa segera diselesaikan dalam waktu enam bulan. "Dengan catatan Undang-Undang Pertanahan beres akhir tahun ini," kata dia.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin menargetkan pembebasan lahan bisa selesai dalam waktu enam bulan ke depan. Dia menyebutkan total lahan yang akan dibebaskan setidaknya sepanjang 270 kilometer dengan lebar 50 meter. "Saya belum bisa sebutkan biaya yang dibutuhkan. Belum kami hitung persis," kata Alex di gedung Kementerian Perekonomian hari ini.
Pada tahap pertama, di atas lahan ini akan dibangun rel kereta single track yang diperkirakan bisa mengangkut 35-50 juta ton batu bara tiap tahunnya. Pada tahap kedua, jumlah rel akan ditambah sehingga menjadi double track. Kalau sudah double track, maka bisa diangkut 85 juta ton baru bara per tahun.
Alex pun mengharapkan proyek ini rampung pada 2014. Proyek pembangunan infrastruktur rel kereta api batu bara ini dibiayai dari dana investor asal India yang penandatangan nota kesepahamannya dilakukan kemarin di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal.
ANTON WILLIAM