Akibatnya masyarakat mulai kesulitan air bersih. Sungai Noekiboko di Kecamatan Sulamu merupakan satu-satunya sumber air bersih yang digunakan masyarakat untuk konsumsi dan mengairi lahan pertanian warga.
Namun, sungai tersebut sudah tercemar lumpur dingin yang muncul secara sporadis di daerah itu. "Yang kita kuatirkan adalah sumber air bersih yang telah tercemar lumpur dingin yang mengeluarkan bau belerang itu," kata Camat Sulamu Screning Dano di Kupang, Jumat (27/8).
Menurut dia, titik semburan lumpur di desa tersebut berjumlah delapan titik. Dimana, dua titik telah berbentuk kawah dengan kedalaman antara 4-6 meter. Semburan lumpur itu berada diatas bukit, sehingga alirannya menuju ke sungai tersebut.
Kawah semburan lumpur itu pun, menurutnya, telah memakan korban, berupa hewan milik warga yang terperosok masuk dalam kawah itu dan mati. Dikuatirkan kawah itu akan melebar hingga ke pemukiman warga.
Badan Geologi dan Mitigasi Bandung telah mengambil sampel dari kawah itu untuk dilakukan penelitian. Dari delapan titik itu, kata Dano, sebanyak lima titik berada di satu lokasi yakni Dusun III, Desa Pantai Beringin, sedangkan titik lainnya berada di Dusun IV berjarak sekitar 500 meter dari lima titik itu.
Pemerintah Kabupaten Kupang bekerjasama dengan lembaga penelitian Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang telah mengambil sampel air sungai itu untuk diteliti, namun hasil penelitian itu belum disampaikan ke pihak kecamatan.
Masyarakat sudah mengambil langkah antisipasi dengan mengaliri semburan lumpur itu ke hutan agar tidak menggenangi pemukiman warga yang berada di bawah bukit lokasi titik semburan.
YOHANES SEO