TEMPO Interaktif, Sidoarjo - Semburan gas metana disertai air bercampur lumpur (Bubble) di Siring Barat, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, terus meningkat. Hasil pantauan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menunjukkan semburan bubble meningkat tajam sejak sepekan terakhir. "Semburan gas dan lumpur terus dipantau," kata Juru bicara BPLS, Ahmad khusairi, Senin (20/9).
Petugas Geohazard BPLS bekerja keras memisahkan gas metana dengan air dan lumpur dengan alat separator. Juga didatangkan sejumlah separator digunakan di sejumlah titik. Petugas kewalahan mengalirkan semburan air bercampur lumpur ke saluran drainase akibat meningkatnya semburan. Sedangkan gas metana dilepaskan ke udara bebas.
Sejumlah titik bubble bertambah diantaranya, di Siring Barat sebelumnya 22 titik bubble bertambah menjadi 23 titik, Pamotan yang sebelumnya delapan titik bubble bertambah menjadi 18 titik, di Mindi terdapat enam titik bubble sebelumnya hanya empat titik. Ia memperkirakan sejumlah bubble akan kembali aktif setelah sebelumnya sempat tak mengeluarkan semburan gas metana.
"Semburan bubble fluktuatif," katanya. Semburan gas metana bergerak fluktuatif akibat pergerakan dan pergeseran permukaan tanah di daerah pusat semburan. Di sekitar pusat semburan ditemukan sebanyak 72 titik bubble. Tersebar di daerah Siring, Jatirejo dan Mindi.
Warga yang bertahan di sekitar pusat semburan mengenakan masker penutup mulut dan hidung untuk menangkal bau gas metana yang menyengat. Warga juga trauma dan ketakutan memanfaatkan gas metana untuk memasak pasca kebakaran tiga rumah dan dua orang mengalami luka bakar akibat ledakan gas metana.
"Takut meledak, lebih baik menggunakan kompor minyak tanah atau gas elpiji," kata Aminah, warga Siring Barat. Sejumlah tungku berbahan bakar gas metana dibiarkan tak terpakai. Warga meninggalkan menggunakan gas metana, khawatir terjadi ledakan serupa.
EKO WIDIANTO