TEMPO Interaktif, Makassar - Angka kasus HIV/AIDS di Kota Makassar yang tertinggi di Sulawesi Selatan. Tahun ini, sudah ada 137 kasus HIV/AIDS di Makassar. Sejak 1996, telah tercatat 3.272 kasus HIV/AIDS di Sulawesi Selatan.
Data Dinas Kesehatan, kasus yang sama di Kota Pare-Pare hanya mencapai 18 kasus pada Maret lalu. “Kita perlu mengatasi masalah epidemic infeksi menular seksual dan HIV/AIDS dengan terus menyampaikan informasi mengenai hal ini, terutama di tempat hiburan dewasa,” kata Burhanuddin, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Makassar kepada para pengelola dan karyawan tempat hiburan malam, diskotik, panti pijat, salon dan karaoke, Rabu (22/9).
Ketua Forum Kota Sehat, Noer Bachry Noor mengatakan pengelola tempat hiburan malam perlu memperhatikan kesehatan orang-orang yang bekerja di dalamnya. “Pekerja seks di tempat hiburan malam perlu mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melindungi kesehatannya sendiri, misalnya dengan menggunakan kondom,” kata Noer.
M. Arief, seorang pengelola tempat hiburan malam mengatakan pihak pengelola senantiasa mensosialisasikan pentingnya penggunaan kondom. “Namun banyak konsumen yang tidak menginginkan itu karena alasan kenyamanan,” katanya.
Sementara Noer mengatakan hal itu masih dapat dicegah dengan memberikan kondom khusus bagi wanita. “Jadi walaupun mungkin bidang ini tidak begitu baik, tapi setidaknya pengelola tidak bertindak semena-mena kepada pekerjanya,” ucap Noer.
Ia mengatakan dengan menggunakan alat kontrasepsi yang aman, penularan HIV/AIDS dapat dicegah. Di Kota Makassar, ada beberapa klinik yang khusus melayani infeksi menular seksual diantaranya di Puskesmas Makkasau, Maccini Sawah, Kassi-kassi, Bira dan Andaras.
FADHILAH NAZIF