TEMPO Interaktif, Bandung -Lulusan fakultas kedokteran di Jawa Barat banyak yang enggan mengabdi di daerah terpencil. Pendaftar dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang biasa ditempatkan di pelosok Jawa Barat sejak 2005 selalu di bawah kuota.
"Tahun ini dari kuota 100, cuma 81 orang yang mendaftar," kata Kepala Bidang Regulasi Kebijakan Dinas Kesehatan Jawa Barat dr. Nenny Retnasih, Selasa (28/9).
Akibatnya warga di pelosok hingga kini masih jauh dari pelayanan dokter. Menurut Nenny jumlah dokter di provinsi ini berkisar 4.000-5.000 orang. "Dari jumlah sudah cukup tapi belum menyebar rata," katanya. Dokter hanya menumpuk di daerah perkotaan.
Kurangnya tenaga medis di daerah terpencil juga disebabkan dokter PTT hanya bertugas 3 tahun. Setelah itu kekosongan tidak langsung terisi. "Karena rekrutmen dokter oleh pemerintah tiap tahun sedikit," katanya.
Sedangkan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung Tri Hanggono Achmad mengatakan, lulusan dokter dari Unpad belum bisa memenuhi kebutuhan jumlah tenaga medis di Jawa Barat. "Alumninya menyebar kemana-mana karena mahasiswa tidak cuma dari Jawa Barat saja," ujar dia di gedung Fakultas Kedokteran-RS Hasan Sadikin, Selasa (28/9).
Fakultas Kedokteran Unpad berencana menganalisis pola layanan kesehatan di Jawa Barat dalam kurun empat tahun ini. Gunanya untuk mengetahui dan menentukan layanan dokter di daerah. "Sekarang penyakit degeneratif makin meningkat, infeksi dan kekurangan gizi juga masih tinggi," katanya.
ANWAR SISWADI