Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sandera Karyawan Pertamina, 'Teroris' Dibekuk Raider Kodam V Brawijaya  

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, SURABAYA - Suara tembakan beruntun terdengar dari Gedung Pertamina Unit Pemasaran V di Jalan Jagir Wonokromo, Surabaya, Rabu (29/9). Menggunakan topeng serba hitam, belasan laki-laki tegap meminta semua pengunjung di lobi untuk merunduk.

Puluhan tembakan diberodongkan sejumlah laki-laki bertopeng tersebut. Dengan tetap mengokang senjata mereka menyandera setiap pengunjung yang ada di lobi gedung tersebut.

"Hai kamu gendut, tetap menunduk, jangan makan uang rakyat," teriak salah seorang bertopeng kepada seorang sandera. Dengan arogan, lelaki bertopeng tersebut terus memberondongkan pelurunya ke langit-langit.

Suara tembakan peluru yang memekakan telinga membuat para sandera ketakutan dan hanya menunduk. Jika ada sandera yang disangka berperilaku aneh, tak segan para teroris itu mengarahkan moncong senjata ke kepala sandera.

Negoisasi teroris dan manager Pertamina sedang berlangsung. Tak lama berselang, sirene panjang berbunyi dan semua karyawan Pertamina keluar dari gedung dengan instruksi dari lelaki bertopeng.

Tiba-tiba pasukan Raider Kodam V Brawijaya bersenjata lengkap masuk ke gedung Pertamina. Aksi saling tembak pun terjadi. Dalam waktu singkat para teroris segera dibekuk. Tak lama berselang dua ledakan keras dari bom molotov terdengar di lantai lima. Tampak tiga unit mobil ambulance segera mengevakuasi korban yang terkena tembakan.

Kondisi mencengangkan yang terjadi selama satu jam tersebut merupakan simulasi yang digelar Pertamina dan Kodam V Brawijaya. "Ingin menguji Tim Raider dan kesiapan kami dalam menghadapi kondisi darurat khususnya teroris," kata External Relations Pertamina Unit Pemasaran V Eviyanti Rofraida kepada wartawan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan Pertamina berupaya meningkatkan kewaspadaan menghadapi aksi terorisme. Antara lain dengan menguji berbagai peralatan di gedung tersebut, seperti metal detector, pemadam kebakaran, dan sirene darurat.

Menurut Evy, Pertamina sebagai salah satu obyek vital nasional memiliki standar sendiri dalam menghadapi kondisi darurat. "Dari simulasi ini kami juga akan membenahi kekurangan yang ada," ujar dia.

Komandan Yonif 500 Raider Kodam V Brawijaya Mayor Nyoman Sukasana mengatakan, mengerahkan dua kompi pasukan dalam simulasi kali ini. "Sehari-hari, kami juga terus meningkatkan kewaspadaan untuk mengamankan Pertamina," paparnya.

Meski hanya berupa simulasi, mayoritas karyawan Pertamina tidak mengetahui latihan ini. Akibatnya banyak karyawan merasa tegang dan takut saat peluru terus diberondongkan oleh teroris. Bahkan ada yang jatuh pingsan karena kaget dengan aksi teroris yang bersenjatakan lengkap dan tubuhnya berbalut bom molotov tersebut. DINI MAWUNTYAS.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.