Puluhan tembakan diberodongkan sejumlah laki-laki bertopeng tersebut. Dengan tetap mengokang senjata mereka menyandera setiap pengunjung yang ada di lobi gedung tersebut.
"Hai kamu gendut, tetap menunduk, jangan makan uang rakyat," teriak salah seorang bertopeng kepada seorang sandera. Dengan arogan, lelaki bertopeng tersebut terus memberondongkan pelurunya ke langit-langit.
Suara tembakan peluru yang memekakan telinga membuat para sandera ketakutan dan hanya menunduk. Jika ada sandera yang disangka berperilaku aneh, tak segan para teroris itu mengarahkan moncong senjata ke kepala sandera.
Negoisasi teroris dan manager Pertamina sedang berlangsung. Tak lama berselang, sirene panjang berbunyi dan semua karyawan Pertamina keluar dari gedung dengan instruksi dari lelaki bertopeng.
Tiba-tiba pasukan Raider Kodam V Brawijaya bersenjata lengkap masuk ke gedung Pertamina. Aksi saling tembak pun terjadi. Dalam waktu singkat para teroris segera dibekuk. Tak lama berselang dua ledakan keras dari bom molotov terdengar di lantai lima. Tampak tiga unit mobil ambulance segera mengevakuasi korban yang terkena tembakan.
Kondisi mencengangkan yang terjadi selama satu jam tersebut merupakan simulasi yang digelar Pertamina dan Kodam V Brawijaya. "Ingin menguji Tim Raider dan kesiapan kami dalam menghadapi kondisi darurat khususnya teroris," kata External Relations Pertamina Unit Pemasaran V Eviyanti Rofraida kepada wartawan.
Ia mengatakan Pertamina berupaya meningkatkan kewaspadaan menghadapi aksi terorisme. Antara lain dengan menguji berbagai peralatan di gedung tersebut, seperti metal detector, pemadam kebakaran, dan sirene darurat.
Menurut Evy, Pertamina sebagai salah satu obyek vital nasional memiliki standar sendiri dalam menghadapi kondisi darurat. "Dari simulasi ini kami juga akan membenahi kekurangan yang ada," ujar dia.
Komandan Yonif 500 Raider Kodam V Brawijaya Mayor Nyoman Sukasana mengatakan, mengerahkan dua kompi pasukan dalam simulasi kali ini. "Sehari-hari, kami juga terus meningkatkan kewaspadaan untuk mengamankan Pertamina," paparnya.
Meski hanya berupa simulasi, mayoritas karyawan Pertamina tidak mengetahui latihan ini. Akibatnya banyak karyawan merasa tegang dan takut saat peluru terus diberondongkan oleh teroris. Bahkan ada yang jatuh pingsan karena kaget dengan aksi teroris yang bersenjatakan lengkap dan tubuhnya berbalut bom molotov tersebut. DINI MAWUNTYAS.