"Peningkatannya dibandingkan Agustus 2009 mencapai 29,99 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, di Jakarta, hari ini (1/10).
Menurut dia, penyumbang terbesar kenaikan ekspor pada Agustus adalah naiknya ekspor nonmigas sebesar 10,94 persen dibandingkan Juli yaitu dari US$ 10,6 miliar menjadi US$ 11,8 miliar. Sementara ekspor migas juga mengalami kenaikan sebesar 3,12 persen dari US$ 1,8 juta menjadi US$ 1,9 miliar. Ekspor migas sendiri didominasi oleh kenaikan ekspor gas sebesar 16,18 persen menjadi US$ 1 juta. "LNG kita masih surplus besar," ujarnya.
Penurunan ekspor terjadi pada komoditas minyak mentah yakni sebesar 4,39 persen menjadi US$ 749 juta dan komoditas hasil minyak menurun sebesar 19,76 persen menjadi US$ 188,8 juta. Impor pada komoditas minyak mentah pada Agustus adalah sebesar US$ 745,9 juta dan komoditas hasil minyak sebesar US$ 1,209 miliar. "Menunjukkan Indonesia masih menjadi net importir minyak sehingga menggerogoti devisa karena harus belanja BBM (bahan bakar minyak)."
Rekor ekspor sebelumnya terjadi pada bulan Desember 2009. Kala itu Indonesia mengirimkan barang ke luar negeri sebanyak US$ 13,35 miliar.
ANTON WILLIAM