TEMPO Interaktif, SURABAYA - Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya terus membenahi beberapa ruangan perawatan khusus untuk menampung pasien asal negara Timor Leste. “Pemerintah Jawa Timur sejak tahun 2009 menjalin kerjasama dengan Pemerintah Timor Leste dengan menyediakan beberapa kamar khusus di RSUD Dr Soetomo,” kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Jum'at (8/10).
Menurut Soekarwo sejak penandatanganan kerjasama tahun 2009, telah disediakan 10 kamar. Tahun 2010 ini ditambah lima kamar sehingga menjadi 15 kamar. ”Dipakai atau tidak dipakai, Pemerintah Timor leste tetap harus membayar,” ujarnya.
Kamar yang disediakan bagi warga TImor Leste berupa kamar VVIP yang berlokasi di Graha Amerta di komplek RSUD Dr Soetomo. Tarifnya Rp 750 ribu per hari per kamar, belum termasuk biaya dokter dan obat.
Direktur RSUD Dr Soetomo Slamet Riyadi Yuwono menjelaskan, setiap hari 10 hingga 15 pasien asal Timor Leste dirawat di rumah sakit terbesar di kawasan Indonesia bagian Timur ini. Meski dalam MoU hanya disediakan 15 kamar, namun disediakan pula beberapa kamar cadangan.
Pasien asal Timor Leste bukan hanya rakyat biasa melainkan juga para pejabat setempat. "Kadang lebih dari 15 pasien. Tentu kami tidak bisa menolak, dan kami tempatkan di kamar cadangan,” ujar Slamet.
Biaya pembenahan kamar, kata Slamet, didapat dari pinjaman Bank Jatim senilai Rp 20 miliar. Seluruh kamar ditempatkan di Graha Amerta.
Slamet menambahkan, keberadaan pasien VVIP ini diharapkan mampu menutupi tunggakan RSUD Dr Soetomo yang mencapai Rp 28 Miliar. Tunggakan berasal dari pasien Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) yang seharusnya dibayar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Tapi setelah RSUD Dr Soetomo berubah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), tidak semua tunggakan diganti oleh pemerintah.
ROHMAN TAUFIQ