TEMPO Interaktif, Jakarta - Gabungan kelompok tani dari berbagai provinsi menggelar berbagai hasil pertanian di Jogja Expo Center, Yogyakarta mulai hari ini hingga 17 Oktober 2010.
Di acara ini, konsumen langsung bisa bertemu dengan petani dan bertransaksi langsung tanpa perantara pedagang besar sehingga harga hasil pertanian dijamin lebih murah dibandingkan di pasar.
“Hasil pertanian khas dari berbagai provinsi akan digelar dan dikenalkan langsung ke konsumen. Juga ada benih pertanian dan macam-macam pohon,” kata Nanang Suwandi, Kepala Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta di kantornya.
Acara yang digelar pertama kali ini untuk mengenalkan produk hasil pertanian dan produk olahan pertanian dari 33 provinsi di Indonesia, sehingga diharapkan adanya transaksi antara konsumen dengan produsen secara langsung.
Asosiasi Pasar Tani Seluruh Indonesia menggelar hasil pertanian unggulan dari masing masing daerah. Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya, menggelar hasil pertanian seperti salak pondoh, melon kuning, padi organik, dan hasil pertanian lahan pasir.
“Kami harapkan pasar tani seperti ini diselenggarakan setiap tahun dan menjadi agenda tahunan Kementerian Pertanian,” kata Nanang.
Menurut Ketua Asosiasi Pasar Tana Daerah Istimewa Yogyakarta Agung Gunawan, asosiasi memang melakukan penjualan hasil-hasil pertanian maupun olahan pertanian secara langsung ke konsumen dengan sistem bergerak, yaitu dengan membawa kendaraan dan berpindah-pindah dalam menjual hasil pertaniannya. Hal itu dilakukan untuk memotong jalur distribusi hasil pertanian supaya harga lebih murah. Sebab, hasil pertanian yang dijual di pasar atau toko-toko buah melalui jalur panjang distribusi yang mengakibatkan harga terlalu mahal.
“Yang pasti hasil pertanian yang dijual bukan yang impor, semua asli daerah masing-masing,” kata Agung.
MUH SYAIFULLAH