TEMPO Interaktif, Bandung - Ribuan truk pengangkut barang menumpuk di Pelabuhan Bakauheni Lampung, Sabtu (16/10). Mereka menunggu giliran masuk kapal roll on roll off untuk menyeberang ke Merak. “Cuaca buruk membuat aktivitas bongkar muat menjadi terganggu,” kata Zailis Anas, manajer operasional PT Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Sabtu (16/10).
Menurut Zailis, cuaca buruk yang melanda Selat Sunda sejak sepekan terakhir mengganggu aktivitas penyeberangan Bakauheni-Merak. Meski waktu perjalanan masih normal tetapi kapal terkendala merapat ke dermaga akibat gelombang dan derasnya arus di sekitar pelabuhan. “Nahkoda harus berhati-hati agar tidak terhempas ke dinding dermaga,” ujarnya.
Dia memastikan penumpukan kendaraan akan segera teratasi dengan mulai dioperasikannya Dermaga IV Pelabuhan Bakauheni dan Dermaga I Pelabuhan Merak setelah selesai diperbaiki. PT Indonesia Ferry memang sedang memperbaiki dermaga sehingga mengurangi jumlah kapal feri yang beroperasi. “Hanya tiga dermaga saja yang beroperasi tapi itu bukan faktor utama. Cuaca buruk cukup andil pada aktivitas pelayaran,” ujarnya.
Truk-truk itu memadati semua pelataran parkir yang ada di pelabuhan. Sebagian kendaraan itu sudah berada di lapangan parkir selama dua hari untuk menunggu giliran masuk kapal. “Saya sudah dua malam bermalam di pelabuhan menunggu giliran naik kapal,” kata Suyitno, seorang sopir truk yang hendak menuju Pulau Jawa.
Suyitno mengaku heran dengan lambatnya aktvitas bongkar muat di pelabuhan. Dia menuding petugas pelabuhan sengaja memacetkan lalu lintas pelabuhan agar mudah menarik pungutan liar. “Kalau ingin cepat naik kapal, petugas meminta uang lebih kepada para sopir. Kalau modal cekak ya nunggu seperti saya ini,” katanya.
Akibat macet di pelabuhan, para sopir mengaku merugi karena harus mengeluarkan uang makan tambahan. Padahal, jatah uang saku sangat terbatas. “Kami harus nombok kalau sudah begini,” katanya ketus.
Nurochman Arrazie