TEMPO Interaktif, Bandung -Limbah batu bara yang dibuang sembarangan membuat ratusan siswa TK dan SD di Kampung Margaluyu Desa Citatah, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat harus belajar di tengah bau menyengat dan ancaman bahaya lainnya.
"Mereka membuang limbah sejak 2007 lalu, jika cuaca panas limbahnya menguap dan anginnya berembus ke sekolah, bau menyengatnya akan tercium," kata Kepala Sekolah SDN Margaluyu Tarsidj Sudjasman saat ditemui Tempo di sekolahnya, Rabu (20/10).
Menurut Tarsidj ada 261 siswa yang belajar di sekolah itu dan mereka serta para guru sering mengeluh pusing saat proses belajar mengajar. Mereka juga kerap pulang sebelum waktunya karena bau limbah tersebut.
“Tahun kemarin kami sering memulangkan para murid lebih awal, khawatir kalau terjadi apa-apa, karena baunya bikin kepala pusing dan mual,” katanya.
Dikatakan Tarsidj, tidak jelas pabrik mana yang membuang limbah tersebut, limbah tersebut dibuang pada malam hari dengan memakai truk-truk dengan kapasitas besar, “Saya pernah tanya supir truk yang membuang limbah itu, ada yang bilang dari Purwakarta, ada yang bilang dari Cileunyi,” ujarnya.
Untuk mengurangi bau limbah tersebut, para siswa saat ini belajar dengan menggunakan masker yang diberikan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat pada Selasa (19/10) kemarin. “sekarang belajar harus pake masker, kemarin-kemarin suka tercium bau, kadang suka pusing,” kata salah seorang siswa.
Sementara itu, kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah wilayah Cipatat, Wahyu, mengatakan, pihaknya akan memeriksa kesehatan para siswa SDN dan TK Margaluyu “Mulai besok petugas Puskesmas setempat akan memeriksa kesehatan para siswa,” kata Wahyu yang juga ditemui di SDN Margaluyu.
Menurut dokter di Kecamatan Cipatat ini, biasanya limbah tersebut akan berdampak pada penyakit pernapasan dan kulit. “Dari pemeriksaan tersebut mudah-mudahan bisa dijadikan dasar bukti untuk dikoordinasikan dengan badan Lingkungan Hidup,” katanya.
Dari pantauan Tempo di lokasi pembuangan limbah, bau limbah tersebut sangat menyengat, limbah dibuang begitu saja ke lahan kosong di RT 1/17 kampung Margaluyu.
Limbah batu bara yang dibuang sembarangan telah memakan korban. Egi Gantira, 12 tahun, warga Sumedang harus dirawat selama setahun karena terjatuh di limbah batu bara. Dia harus menjalani ratusan kali operasi untuk memperbaiki kulitnya yang terbakar.
ANGGA SUKMA WIJAYA