Bagi anak-anak korban bencana tsunami di Mentawai, Sumatera Barat harus aman dari ancaman gempa dan tsunami susulan. Sedangkan mereka yang di Yogyakarta juga harus aman dari abu vulkanik sisa letusan Gunung Merapi.
"Jangan sampai mereka terkena hujan atau abu di Yogya dan mereka di Mentawai jangan terkena tekanan ancaman tsunami," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi saat dihubungi (27/10).
Selain itu, anak-anak juga harus tetap mendapatkan makanan yang bergizi dan air bersih. Sebab jika sampai jatuh sakit akibatnya bisa panjang.
Selain perlindungan secara fisik, anak-anak juga membutuhkan bantuan secara psikologis. Mereka bisa mengalami pengalaman traumatis yang bisa mempengaruhi perkembangan kepribadian. Jika tak segera diatasi mereka bisa tumbuh menjadi anak yang rendah diri atau agresif.
Karenanya, Seto Mulyadi, meminta para orang tua tidak panik sehingga bisa melindungi anak-anaknya. Biasanya orang tua yang panik menjadi mudah marah sehingga membentak-bentak anaknya yang rewel atau ingin bermain. Orang tua diminta lebih bisa menahan emosi dalam menghadapi anak-anaknya.
Anak-anak perlu dibantu agar tetap ceria dan gembira sehingga bisa melupakan kondisi tertekan yang mereka alami. Mereka perlu tetap diajak bermain, bernyanyi dan beraktifitas supaya tetap merasa gembira.
Komnas sendiri saat ini sedang mengupayakan membuat posko pendampingan bagi anak-anak di Mentawai maupun di Yogyakarta. Posko itu akan memberikan hiburan kepada anak-anak dengan menyanyi, mendongeng, dan aktifitas lainnya yang sifatnya memberikan kegembiraan.
Aqida Swamurti