TEMPO Interaktif, Padang - Koalisi NGO Sumatera Barat yang tergabung dalam Lumbung Derma mengkritik lambannya penyaluran bantuan untuk korban tsunami di Mentawai. Koalisi menilai distribusi bantuan yang lamban akan menimbulkan dampak buruk bagi korban.
Khalid Saifullah, Koordinator Koalisi Lumbung Derma yang juga membuka posko bantuan untuk korban tsunami di Sikakap, Mentawai, mengatakan sudah tujuh hari gempa dan tsunami melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai, namun proses tanggap darurat berjalan sangat lamban.
“Memang ada kendala cuaca di lapangan, tetapi faktor cuaca tidak layak untuk selalu dijadikan alasan untuk tidak mendistibusikan bantuan,” kata Khalid.
Menurut Kortanius Sabeleake dari Yayasan Citra Mandiri, sebuah NGO di Mentawai, persoalan utama dari penyalura bantuan bukan lagi kurangnya persediaan boat atau kapal kecil pengangkut bantuan dari Sikakap ke kampung-kampung yang terkena dampak bencana.
‘Saat ini hampir seluruh SKPD Pemkab Mentawai dari Sipora sudah mengerahkan banyak boat ke Sikakap, namun akibat koordinasi atau manajemen yang lemah, boat tersebut menumpuk di Sikakap," kata Kortanius yang juga mantan Ketua DPRD Mentawai.
Ia mengatakan pengelolaan bantuan yang dikoordinir pemerintah hampir tidak tahu siapa melakukan apa. Buruknya koordinasi merupakan faktor terhambatnya bantuan ke kampung-kampung.
Untuk menyiasati kendala cuaca, pihaknyamengusulkan agar kapal-kapal besar milik militer, polisi, ASDP dan Pelni digerakkan mendekat sampai jarak yang aman untuk berlabuh di sekitar kampung-kampung yang terkena bencana.
"Dari jarak tersebut bantuan diangkut ke daratan dengan menggunakan boat-boat kecil yang sebisa mungkin dioperatori orang lokal yang lebih berpengalaman dan berpengetahuan terhadap karakteristik ombak,“ kata Kortanius.
Ia mengatakan cara ini lebih baik dibandingkan dengan tindakan yang dilakukan pemerintah saat ini. Saat ini kapal-kapal besar membongkar muatan bantuan di Sikakap, kota kecamatan, dan kemudian dari Sikakap mendistribusikannya ke kampung-kampung yang terkena bencana lewat boat kecil.
“Tentu boat kecil tidak mampu membawa bantuan ke kampung-kampung dengan jarak tempuh 2-4 jam saat cuaca buruk seperti sekarang ini. Cara ini tidak efektif untuk mendistribuikan ke masyarakat di kampung-kampung,” katanya.
FEBRIANTI