Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Flori Mekeng mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tentang berbagai penyakit yang mulai menyerang korban banjir bandang di tempat pengungsian. "Laporan ke kami bahwa korban banjir bandang mulai terserang diare dan Ispa," kata Mekeng di Kupang, Selasa (9/11).
Menurut dia, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan NTT untuk menangani penyakit yang diderita korban bencana banjir. "Hari ini juga dokter dari Dinas Kesehatan NTT sudah harus turun ke lapangan untuk mengatasi masalah itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan NTT Stef Bria Seran mengatakan, Dinas telah mengirim obat-obatan bagi korban banjir bandang di Skinu, seperti obat antibiotik. "Yang perlu ditangani saat ini adalah pasca bencana," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga telah menyiapkan pos komando (Posko) kesehatan di desa tersebut untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang dialami. "Dokter di tiga puskesmas di Timor Tengah Selatan telah disiagakan di lokasi bencana," katanya.
Saat ini di Desa Skinu terdapat sekitar 361 kepala keluarga atau 1.898 jiwa. Dari total jumlah itu, sekitar 454 orang lebih berada di tenda-tenda darurat sehingga pelayanan kesehatan para pengungsi itu dilakukan langsung di tenda-tenda penampungan.
Banjir bandang yang melanda Desa Skinu, Rabu pekan lalu, menewaskan 16 orang dan menghempaskan 161 rumah penduduk, serta puluhan ternak milik warga di desa itu. Banjir itu diakibatkan meluapnya Sungai Neopono.
YOHANES SEO