Bank sentral AS Rabu kemarin mengatakan, obligasi tersebut akan dibeli melalu serangkain 18 operasi pasar yang dimulai pada hari Jumat dan berakhir pada 18 Desember mendatang. Pembelian ini merupakan yang pertama sejak The Fed mengumumkan pembelian obligasi pemerintah (Treasury bill) senilai US$ 600 miliar selama delapan bulan kedepan.
The Fed akan membeli US$ 75 miliar utang pemerintah sebagai bagian dari program baru serta US$ 30 miliar dari portofolio kredit kepemilikan yang telah jatuh tempo dengan total sebesar US$ 105 miliar untuk tahap pertama. Dimana minggu lalu bank sentarl AS mengatakan akan membeli obligasi senilai US$ 110 per bulan.
Pengumuman The Fed ini membuat indeks Dow Jones naik tipis 10,29 poin menjadi US$ 11.357,04. Dan harga obligasi pemerintah untuk tenor 30 tahun bergerak naik setelah The Fed melakukan pembelian sebesar US$ 16 miliar.
Dalam transaksi kemarin untuk obligasi tenor dengan 30 tahun harganya naik 37,5 sen sehingga memangkas imbal hasilnya turun menjadi 2,65 persen dari sebelumnya 2,66 persen. Sedangkan untuk obligasi dengan tenor 2 tahun imbal hasilnya juga turun tenjadi 0,43 persen dari posisi sebelumnya di 0,45 persen.
Melalui pembelian ini The Fed bermaksut untuk mendorong ketingkat yang lebih rendah suku bunga hipotek, pinjaman korporasi dan pinjaman lainnya. Suku bunga hipotek perumahan telah jatuh kelevel terendahnya dalam beberapa dekade mengantisipasi aksi dari The Fed ini. Tujuannya adalah agar biaya pinjaman akan lebih murah sehingga bisa memancing masyarakat untuk meningkatkan belanja.
Suku bunga obligasi yang rendah akan memacu investasi bisnis, dan harga saham yang naik juga kaan meningkatkan penghasilan rumah tangga yang sebelumnya terpangkas akibat resesi.
Gubernur The Fed Ben Bernanke, mengatakan ini seperti rantai peristiwa yang akan menghasilkan siklus lebih baik dan selanjutkan bisa mendukung ekspansi ekonomi. “Pertumbuhan ekonomi pada gilirannya nanti akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan perekrutan tenaga kerja,” kata dia.
Namun, beberapa pejabat The Fed lainnya dan para ekonom mengatakan bahwa program ini akan banyak membantu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran yang saat ini berada di 9,6 persen.
Bahkan program stimulus lanjutan ini bisa menimbulkan masalah baru seperti tinggi inflasi, melambungnya harga komoditas, obligasi serta saham sehingga bisa menciptakan bubble (gelembung) karena spekulasi. Hal ini bisa terlihat dari melonjaknya harga emas yang berada diatas US$ 1.400 per troy ounce sebagai antisipasi kekhawatiran inflasi.
Program The Fed ini juga telah menimbulkan kekhawatiran di belahan dunia lainnya. Cina dan negara – negara lainnya telah mengeluh bahwa kucuran likuiditas ini bisa berdampak negatif bagi mereka. Sebab, dengan melemahnya dolar AS membuat mata uang mereka akan menjadi mahal sehingga akan mengganggu kinerja ekspor serta memicu inflasi.
YAHOONEWS.COM/AP/VIVA