Harga beras satu karung isi 20 kilogram yang biasanya Rp160 ribu naik menjadi Rp 200 ribu. Itupun makin sulit dicari. Harga bensin yang biasanya 1 liter Rp 6 ribu melonjak menjadi Rp 12 ribu per liter.
Padahal bensin ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk transportasi warga Sikabaluan, Nangnang dan Pokai untuk berangkat ke pengungsian yang berjarak 3,5 kilometer hingga 8 kilometer setiap malam karena warga yang tinggal di tepi pantai ini masih dihantui gempa dan tsunami.
Bambang Sagurung, warga Sikabaluan mengatakan KM Simasin yang melayani rute Siberut Utara – Padang dua kali seminggu saat ini sedang naik dok karena rusak sehingga tidak ada kapal regular yang singgah di Siberut Utara.
Baca Juga:
“Kami kekurangan bahan makanan yang biasanya dibawa dari Padang seperti beras, sayuran, cabe, gula, minyak, akhirnya karena beras sulit dicari warga di sini makan makanan hasil ladang sepeti pisang, keladi, ubi kayu dan ubi jalar,” kata Bambang Sagurung yang juga wartawan Puailigoubat, koran lokal di Mentawai, Kamis (11/11).
Ia mengatakan kapal-kapal lainnya saat ni terfokus membawa bantuan ke Pulai Pagai Selatan dan Pagai Utara untuk korban tsunami.
“Siberut sendiri yang tidak terkena tsunami dilupakan, padahal kami juga butuh makanan, tapi inilah kondisi di Mentawai sejak dulu, kapal juga bisa beberapa minggu tidak datang kalau badai,” kata nya.
FEBRIANTI