“Kegiatan sejumlah titik pariwisata utama di kabupaten Sleman seperti Cangkringan, Pakem, dan Turi berhenti total. Kerugian tidak pada kerusakan lingkungan dan bangunan, lumpuhnya infrastruktur ekonomi di tiga kecamatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta secara umum sangat terasa,” kata Mudrajad Kuncoro, Koordinator Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana Erupsi Merapi, di Kampus Universitas Gadjah Mada, Kamis (18/11).
Pasca erupsi Merapi, ia berharap program rehabilitasi dan rekontruksi berjalan berkelanjutan setelah masa tanggap darurat Merapi selesai. Secara khusus, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia berharap kepada media massa nasional baik cetak maupun elektronik untuk tidak memberikan informasi yang kurang lengkap dan tepat.
Stasiun televisi juga diimbau agar tak sekedar mengejar rating tayangan dengan pemberitaan yang menimbulkan citra negatif Yogyakarta.Para pelaku ekonomi Yogyakarta berharap media mass lebih obyektif, terutama kepada televisi agar memberi tanggal dan jam tayangan letusan Merapi sehingga masyarakat paham kapan kejadian yang ditayangkan.
Para pelaku wisata baik dari unsur pengelola hotel, agen perjalanan hingga pramuwisata di Yogyakarta berharap bandara Adisutjipto Yogyakarta segera dibuka. Selama proses erupsi Merapi sejak meletus Selasa (26/10) lalu praktis pemasukan sektor pariwisata menurun drastis.
Bahkan tingkat hunian di hotel-hotel kelas bintang di Yogyakarta hanya berkisar 10-15 persen dari kondisi normal karena banyak tamu dan wisatawan baik asing maupun nusantara yang membatalkan kunjungan ke Yogyakarta. Padahal pada bulan November dan Desember merupakan high season bagi para wisatawan dan pengelola wisata.
Hingga hari ini, bandara Adisucipto masih tertutup untuk penerbangan. Sesuai keputusan Kementrian Perhubungan penutupan bandara sampai 20 Nopember 2010 mendatang atau sesuai hasil evaluasi kondisi terkini gunung Merapi.
"Lha, Adisucipto kan simbol dan pintu masuk utama. Kalau masih tertutup untuk penerbangan artinya Yogyakarta belum aman dikunjungi. Kami minta segera ada evaluasi untuk segera dibuka,” kata Nurcahyadi, General Manager Hyatt Regency Hotel, Kamis (18/11).
Deddy Pranowo Eryono, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta menjelaskan, untuk memberikan informasi yang tepat tentang kondisi pariwisata Yogyakarta, bersama sejumlah elemen pelaku wisata baik dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Keluarga Public Relation (Kapurel) Yogyakarta, Jogja Java Crisis Centre dan lain-lain telah membentuk media center bersama untuk memfasilitasi informasi soal kondisi pariwisata yang aman untuk dikunjungi.
“Kami akui, bisnis wisata Yogyakarta tersengal-sengal akibat Merapi meletus,” kata Deddy. Padahal, kata dia, lokasi wisata yang ditutup hanya yang berada di radius 20 kilometer dari puncak Merapi.
MUH SYAIFULLAH