Kapolresta Banda Aceh, Komisaris Besar Polisi Armensyah Thay, Sabtu (27/11) mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab penyerangan pesantren. “Kita akan memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan,” ujarnya kepada wartawan.
Menurutnya, tidak ada korban jiwa dalam penyerangan tersebut. Hanya saja sebagian bangunan rusak dan seorang siswi luka terkena serpihan kaca. Hingga saat ini polisi dibantu aparat TNI masih terus berjaga di lokasi kejadian.
Pesantren Fajar hidayah di Aceh dibangun pada 2006 atas bantuan Pemerintah Singapura. Pesantren itu menampung anak yatim korban tsunami dan konflik serta mereka yang berasal dari keluarga miskin di di Aceh.
Massa yang menyerang pesantren bersenjatakan balok dan batu masuk ke komplek pesantren setelah merobohkan pagar samping dan menghancurkan kaca dinding, serta sejumlah mobiler yang ada di pesantren itu.
Seorang saksi mata mengatakan, saat diserang para santri dan guru panik dan menyelamatkan diri ke lantai dua. Dugaan sementara, aksi itu terjadi karena warga terprovokasi dengan isu yang beredar melalui pesan pendek, bahwa di pesantren itu ada aksi menginjak potongan ayat-ayat alquran, yang dilakukan dalam pelatihan fahmul quran terhadap 800 guru se-Aceh yang berlangsung dalam tiga hari ini di sana.
Pemimpin Yayasan Fajar Hidayah, Mirdas Ekayora mengatakan, pihaknya tak pernah melakukan aksi menginjak ayat alquran. “Itu sangat tidak benar. Semua ini hanya kesalahpahaman,” ujarnya.
ADI WARSIDI