TEMPO Interaktif, Jakarta -Pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi diperkirakan membutuhkan investasi hingga Rp 84,5 miliar. Pertamina juga akan menambah sarana dan fasilitas di depot mereka.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Darwin Zahedy Saleh mengatakan untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya yang akan terkena pengaturan BBM lebih awal dibutuhkan investasi sebesar Rp 1,5 miliar. Jawa Bali sebesar Rp 23,5 miliar, Sumatera kota besar Rp 10 miliar, seluruh Sumatera Rp 21 miliar. Adapun kota-kota besar di Kalimantan Rp 9 miliar dan kota-kota besar di Sulawesi Rp 4,5 miliar, seluruh Sulawesi, Maluku dan Papua mencapai Rp 15 miliar.
Sementara itu dari 4667 SPBU yang terdapat di seluruh Indonesia, baru terdapat 1686 SPBU yang telah menjual Pertamax. Masih terdapat 2.461 SPBU yang memerlukan modifikasi untuk menjual pertamax dan 520 SPBU lagi yang butuh investasi tambahan untuk dapat jual pertamax.
Menurut Darwin, depot yang masuk kategori siap untuk menjalankan program pembatasan adalah depot yang memiliki tangki timbun BBM non subsidi dan siap untuk didistribusikan. "Untuk SPBU siap adalah SPBU yang memiliki tangki penyimpanan BBM minimal 3 yaitu solar, premium dan BBM non subsidi dan siap menjual dengan tiga dispenser," kata Darwin.
GUSTIDHA BUDIARTIE