TEMPO Interaktif, Jakarta -Impor barang jadi berbahan plastik hingga akhir tahun ini diperkirakan meningkat. Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Plastik, Aromatik dan Olefin Indonesia (Inaplas) Fajar AD Budiyono mengatakan barang-barang yang diimpor antara lain perlengkapan dan packaging. "Lonjakan impor juga terjadi pada bahan baku plastik yakni polipropilen (PP)," katanya di Jakarta, Selasa (14/12).
Fajar mengatakan impor PP sampai akhir tahun diperkirakan mencapai 440.000 ton atau senilai US$600 juta. Jumlah ini naik dari impor tahun lalu yang tercatat 400.000 ton atau senilai US$500 juta. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor plastik dan barang dari plastik selama Januari sampai Oktober tahun ini mencapai US$3,89 miliar, naik dari periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat USD2,58 miliar.
Secara umum impor barang jadi plastik diperkirakan mengalami kenaikan sejumlah 450.000 ton atau setara Rp 1,3 triliun sampai akhir tahun. Tahun lalu impor mencapai 320.000 ton atau senilai Rp 900 miliar.
Lonjakan impor bahan baku dan barang jadi plastik,dipicu oleh pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) yang pesat. Industri makanan dan minuman membutuhkan barang jadi dan bahan baku plastik untuk kemasan.
Selain itu perjanjian perdagangan bebas Asean turut memicu peningkatan impor ini. “Sejak AFTA banyak impor barang jadi plastik masuk dari Thailand dan Malaysia," katanya. Impor bahan baku plastik juga banyak masuk dari Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Pasokan bahan baku plastik dari dalam negeri juga berkurang karena karena salah satu pabrik penghasil PP di wilayah Jawa Barat berhenti berproduksi sejak September tahun ini. "Mereka ada masalah business to business (b to b) dengan Pertamina," kata Fajar.
Pabrik diperkirakan tidak akan bisa beroperasi sampai tahun depan sampai terdapat penyelesaian masalah tersebut. Sebelum pabrik kembali berproduksi, dipastikan lonjakan impor akan terjadi lagi tahun depan.
Peningkatan kebutuhan plastik juga dipicu oleh pertumbuhan penggunaan gelas plastik yang tahun ini mencapai 12.000 ton per bulan. Padahal lima tahun lalu kebutuhan penggunaan gelas plastik hanya 3.000 ton per bulan. Pertumbuhan penggunaan terutama terjadi di luar Jawa, seperti Medan.
KARTIKA CANDRA