TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Kondisi pariwisata di Yogyakarta pasca bencana Merapi berangsur pulih menjelang berakhirnya tahun 2010 ini. Meski demikian, peningkatan jumlah wisatawan yang datang tak sebanyak pada tahun-tahun sebelumnya. Terlebih menjelang libur Natal dan Tahun Baru seperti saat ini.
Ketua Association of the Indonesian Tour and Travel Agency (Asita) Yogyakarta Edwin Ismedi Himna mengatakan sejak berakhirnya bencana Merapi lalu, ada peningkatan jumlah kunjungan wisata ke Yogyakarta sebesar 30-40 persen. “Kebanyakan wisatawan domestik,” kata dia, Kamis (23/12) siang.
Selain itu, peningkatan perjalanan kunjungan wisata itu banyak didorong oleh masa libur sekolah. “Jadi banyak rombongan siswa yang datang berlibur ke Jogja,” kata dia.
Adapun wisatawan asing, kata dia, meski jumlahnya tak banyak, mulai menunjukkan perkembangan yang bagus. Salah satu faktor peningkatan itu karena adanya penerbangan langsung dari Yogyakarta menuju Malaysia dan Singapura.
Peningkatan itu, lanjut dia, tak terlalu signifikan. Pasalnya, di tahun-tahun sebelumnya, angka kunjungan wisata pada akhir tahun mampu melonjak mencapai angka 90 persen. “Sekarang tidak sampai setinggi itu peningkatannya,” kata dia.
Untuk memacu pertumbuhan angka perjalanan wisata di Yogya, kata dia, Asita masih mengandalkan program Recovery Jogja. Diluncurkan pada 20-21 Desember lalu di Jakarta dan Bandung, program itu akan berlangsung hingga Februari 2011. Program itu menawarkan paket wisata murah seharga Rp 800 ribu. Biaya sebesar itu sudah termasuk akomodasi menginap dua malam di hotel berbintang sekaligus wisata ke candi Borobudur dan daerah bekas bencana Merapi.
Dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (22/12) petang, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta Istidjab Danunagoro mengungkapkan hal senada. Menjelang libur Natal dan Tahun Baru kali ini belum ada peningkatan tingkat hunian hotel di Jogja. “Belum ada kenaikan yang tinggi,” kata dia.
Tingkat hunian hotel, lanjut dia, berkisar antara 10-15 persen saja. Angka itu tentunya jauh lebih kecil dibanding masa liburan yang sama di tahun-tahun sebelumnya. “Biasanya bisa mencapai kenaikan 70-80 persen,” kata dia.
Menurut dia, beberapa hotel berbintang di Yogya memang menunjukkan meningkat tingkat huniannya. Namun peningkatan itu berlangsung sesaat karena adanya acara tertentu yang digelar, semisal pertemuan lembaga atau rombongan wisata. Setelah acara berlalu, maka tingkat huniannya kembali turun.
ANANG ZAKARIA