TEMPO Interaktif, Bandung - Seorang remaja anggota geng motor Moonraker Cimahi berinisial SS, 19 tahun, tewas mengenaskan dengan sejumlah luka tusuk di dada dan perut, Ahad (26/12) dinihari.
Warga kampung Cicocok RT 01 RW 03 Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Bandung Barat, itu ditewas setelah ditusuk pelaku yang diduga dari anggota geng rivalnya, dalam bentrokan di Jalan Raya Padalarang, dekat kompleks elite Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (26/12) dinihari tadi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Cimahi Ajun Komisaris Ahmad Zubair membenarkan adanya peristiwa tersebut di wilayah kewenangannya. "Tindak pidana pengeroyokan antarberandalan bermotor Moonraker dengan berandalan bermotor lain yang belum diketahui, itu terjadi sekitar jam 02.00," katanya saat dihubungi Ahad siang.
Korban yang menderita luka berat sempat dilarikan ke unit gawat darurat Rumah Sakit Cibabat, Cimahi, namun akhirnya meninggal. Jasad korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk divisum.
Bentrokan dini hari tadi juga, ia menambahkan, menyebabkan rekan satu geng SS, Handoko alias Rahmat, 17 tahun, warga Jalan Warung Contong, Kecamatan Cimahi Tengah, Kotaq Cimahi, luka-luka.
"Tim khusus (reserse kriminal Polresta Cimahi) masih melakukan penyelidikan dan mencari pelaku," tandas Ahmad.
Sementara itu, Ricki, 25 tahun, pentolan Moonraker Cimahi, menuturkan, peristiwa terjadi saat gengnya, dengan peserta sekitar 50 orang, tengah kongkow di depan gerbang Kota Baru Parahyangan sekitar pukul 01.30 WIB.
"Kebetulan acara kami itu juga sedang diliput TV One. Kami juga dikawal anggota polisi. Tiba-tiba mereka datang dan langsung menyerang kawan kami dengan samurai, batu, dan botol," tuturnya di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Ahad pagi.
Kelompok penyerang, ia melanjutkan, sekitar 15 orang yang menunggang lima sepeda motor berboncengan.
Saat datang, lanjut dia, para penyerang awalnya mengeroyok Handoko. "Waktu itu (korban) langsung menolong (Handoko). Tapi akhirnya dia yang kena. Dia kena empat tusukan samurai di dada dan perut," kata Ricki.
Penyerangan, imbuh dia, berlangsung cepat. "Setelah menusuk (korban), mereka langsung kabur. Kami enggak sempat kejar mereka. Sampai sekarang mereka (para pelaku) belum tertangkap."
Ricki mengaku belum tahu masalah apa yang jadi pemicu penyerangan. "Rasanya belakangan ini kami enggak punya masalah dengan kelompok lain," tandasnya.
ERICK P HARDI