TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan produksi beras tahun ini diperkirakan turun sebesar 5 persen dari total produksi rata-rata tahunan.
"Ini kalau merujuk pada pernyataan FAO (Food and Agriculture Organization) yang mengatakan akibat perubahan iklim akan terjadi penurunan tanaman serelia atau biji-bijian termasuk padi," katanya saat dihubungi Tempo hari ini (3/1).
Menurut dia, tiap tahunnya produksi gabah kering giling rata-rata sebanyak 66 juta ton per tahun. "Untuk menjadi beras kalikan saja 66 juta ton dengan 63,2 persen (rendemen gabah menjadi beras). Lalu hasilnya dikurangi 5 persen. Itulah perkiraan produksi beras tahun ini," kata dia.
Menurut Winarno, penyebab penurunan produksi tersebut akibat anomali iklim yang tak menentu. Dia melanjutkan, panen raya padi akan masuk pada Maret hingga April mendatang.
Namun, dia khawatir kualitas gabah yang baru dipanen akan menurun. Sebab, kata dia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah memberikan informasi dan prediksi bahwa hujan masih akan terus turun hingga Mei mendatang, yang berarti akan menyulitkan petani mengeringkan gabahnya.
"Kalau hujan terus tentu kualitas gabah akan turun sehingga kualitas beras juga jadi jelek," ujarnya.
Dia berharap pemerintah bisa menambah luas tanam tanaman padi untuk menggenjot produksi beras mendatang. "Sekarang luas tanam padi masih dihitung. Kalau sudah ada hitungannya, kita bisa prediksi kemungkinan produksi beras," ujarnya.
ROSALINA