Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga di Lokasi Tanah Gerak Diminta Direlokasi

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, PACITAN - Warga yang bermukim di kawasan tanah bergerak di Dusun Sono, Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, diminta untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Hal itu dikemukakan ahli Pergeseran Tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sutikno setelah meninjau lokasi, Kamis (6/1).

Kawasan pemukiman seluas 150 hektare itu, Minggu (3/1) mengalami ambles. Sedikitnya 54 bangunan rumah rusak akibat bencana ini. Namun, tidak ada korban jiwa.

Menurut Sutikno, kawasan tersebut sudah tidak layak dijadikan pemukiman warga karena berada di lereng perbukitan dengan karakter tanah yang bergerak. “Termasuk kategori gerakan tanah lama dan cukup aktif bergerak sebagai dampak dari struktur geologi, khususnya ketika intensitas hujan tinggi. Gerakan aktif kembali dimulai dari gerak di lereng atas dan mendorong gerak di lereng bagian bawah,” paparnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, PVMBG merekomendasikan agar pemukiman warga di sekitar lokasi lereng perbukitan direlokasi. “Sebaiknya direlokasi karena jumlah warga cukup banyak,” ujar Sutikno pula.

Menanggapi rekomendasi PVMBG ini, Pejabat Bupati Pacitan Gepeng Soedibyo mengatakan, pihaknya juga merencanakan hal yang sama. Pemkab Pacitan sedang mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk membangun kawasan perumahan yang sehat dan aman. “Hanya saja semua masih tergantung pada ketersediaan anggaran. Kalau dipindahkan pemerintah, konsekwensinya juga harus ditangani pemerintah. Kalau mengandalkan anggaran tak terduga dari APBD jelas tidak cukup,” ucapnya.

Jika relokasi dibebankan kepada warga dengan mengandalkan bantuan dana langsung bagi rumah yang rusak juga tidak cukup. Warga yang rumahnya rusak berat hanya diberi bantuan Rp 2 juta dan rusak sedang hanya Rp 1 juta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam APBD 2010, pos anggaran dana tak terduga yang bisa digunakan termasuk untuk bencana alam Rp 2 miliar. Namun setelah dilakukan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK), jumlahnya berkurang menjadi Rp 1 miliar. Sedangkan dalam APBD 2011, jumlah anggaran dana tak terduga mencapai Rp 2 miliar.

Soedibyo mengatakan, untuk biaya relokasi diharapkan bantuan dari Pemerintah Pprovinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat. “Pengajuannya sedang diurus ke provinsi dan pusat. Kami berharap bantuan segera cair,” tuturnya.

Mengenai kemungkinan relokasi dengan cara transmigrasi, Soedibyo tidak yakin warga mau melakukannya. “Budaya warga Pacitan memang ada yang senang merantau dan kembali pada kurun waktu tertentu. Namun untuk menetap selamanya di daerah baru, sepertinya enggan,” katanya.

Hingga kini jumlah warga yang mengungsi xsetelah bencana tanah ambles semakin bertambah. “Jumlah pengungsi bertambah dari 136 KK menjadi 155 KK,” kata Kepala Urusan Pemerintahan Desa Kalikuning Misnadi. Warga semakin banyak yang mengungsi karena khawatir tanah kembali ambles, apalagi curah hujan yang terjadi di wilayah setempat masih tinggi. ISHOMUDDIN.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang berhasil menciptakan alat pemantau longsor. Foto : UNNES
Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.


Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Sejumlah warga menyaksikan jalan raya yang ambles di lokasi bencana longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 30 Maret 2016.  Berdasarkan pantauan BPBD, longsoran diperkirakan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah dan dikhawatirkan akan semakin meluas. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.


Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.


Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.


Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

TEMPO/Budi Purwanto
Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.


3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.


Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

ANTARA/Agus Bebeng
Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.


Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 31 Maret 2016. Sedikitnya 21 rumah roboh, serta ratusan lainnya  terancam roboh. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.


Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.


Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.