TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah tidak mengubah asumsi lifting minyak meski target tahun lalu lebih rendah 11 ribu barel per hari dibandingkan tahun ini. Pada 2011, target dan angka lifting sesuai work program and budget 2011 sebesar 952 ribu barel per hari.
Pemerintah tetap optimis mencapai target sesuai APBN 2011 sebesar 970 ribu barel per hari. “ Kita belum ada rencana revisi target ,” kata Agus usai rapat lifting di Kantor Wakil Presiden, Kamis (13/1).
Agus mengatakan, ada beberapa hambatan yang akan terus diperbaiki. Pertemuan ini lebih banyak didiskusikan semua hambatan -hambatan yang bisa membuat lifting minyak terganggu.
Sementara itu, Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto mengatakan memang menurut catatan pemerintah, tren produksi terus menurun 12 persen pertahun. Sedangkan penambahannya hanya 8 , 5 persen per tahun . Artinya, terjadi defisit 3 ,5 persen per tahun . “Jadi kita memang perlu mempersiapkan langkah yang sifatnya sangat konsepsional. Dan kita perlu bekerja dengan sangat keras untuk bisa menghilangkan gap yang sebesar 4 persen tadi ,” kata mantan menteri pertambangan dan energi tersebut.
Menurutnya, langkah jangka pendek sudah ditetapkan. Misalnya, konsesi -konsesi minyak yang selama ini belum melakukan eksplorasi . “ Sebanyak 50 pengeboran baru perlu segera diselesaikan, misalkan percepatan mengenai blok Cepu , perlu diselesaikan, itu contohnya ,” katanya.
Untuk itulah , lanjut Kuntoro, pemerintah harus terus berupaya dan tidak boleh menyerah dengan faktor-faktor penghambat tersebut . “Ya kita harus usaha tidak boleh kita menyerah dengan hal -hal diluar kendali kita, ” katanya.
Juru Bicara Wakil Presiden Yopie mengatakan Blok Cepu akan segera direalisasikan. Ia mengatakan, persetujuan untuk pembangunan fasilitas produksi sudah diselesaikan Desember 2010 . Wakil Presiden Boediono, kata dia, meminta BP Migas menyesuaikan rencana pengembangan atau Plan of Development ( POD) karena memilih kombinasi bendungan dan desalinasi .
Selain untuk pengembangan Natuna, bahwa Petamina sudah menyampaikan ke Wapres telah menandatangani head of agreement dengan EXXON, Total , dan Petronas. “Natuna adalah gas cadangan terbesar kita yang terakhir maka Pemerintah harus mendapatkan hasil optimal . Dealnya adalah business to business ,” ujarnya.
Dari data realisasi 2010, dari target lifting minyak 2010 sebesar 965 ribu barel per hari ( BPH ) , Rata -rata lifting Desember 2009-November 2010, tercapai 954 ribu BPH , 99 persen dari target. Ini terjadi karena ada beberapa penghentian produksi yang tak terencana ( unplanned shutdown )
EKO ARI WIBOWO